CHAPTER~11

181 8 5
                                    

11. HARI-H

.
.
.

Dua bulan telah berlalu, setelah hari yang lumayan berat bagi Alden lewati saat taaruf waktu itu, kini makin terasa berat baginya. Karena hari ini ia akan resmi menjadi suami orang.

Di ruang tengah rumah ayah Aiden, ia tengah mengatur nafasnya yang ter engah engah.

"Tenang Al, lo cuma nyebutin nama lengkap dari Alana dan maharnya doang, lepas itu gak lagi, cuma sekali doang kok." Gumam Alden

"Masalahnya nih cuma satu, tu ukhti ukhti minta pengucapan ijab qobulnya pake bahasa arab jir, gua mana pahamm. Meskipun gue udah belajar berapa kali tapi tetap typo anjay, aghrr!" Kesal Alden, ia bergumam dengan gigi bergemelatuk didalam.

"Alden, kamu ingat kan apa yang harus kamu ucapkan saat menjemput Alana nanti?" Bisik umi Zaya.

"Ingat Mi," balas Alden.

"Baik bisa kita mulakan sekarang?" Tanya pak penghulu.

"Bisa pak." Jawab papa Galva dengan mantap.

"Baik nak Alden silahkan jabat tangan ayah Alana yang menjadi walinya." Ucap pak penghulu.

Alden lalu menjabat tangan ayah Aiden.

"Bismillahirohmanirahim, ya Alden Keanu Winata bin Galva Vernanda
Ankahtuka wajawwajtuka makhtubataka, Alana Syafa Asifa binti Aiden Danendra. Bil mahril nqdaan yasil 'iilaa 200 mlywnaan, wamajmueatan min'adawat alsalat, hallan." Suara lantang ayah Aiden bergema di ruangan sunyi itu. Bahkan Alana yang berada di kamar pun sempat mematung beberapa saat.

Alden menarik nafasnya
"Qobiltu nikaha wa tazwijaha bil mahril madzkur, hallan!" Suara Alden yang tak kalah lantang itu, mampu membuat jantung Alana berhenti sejenak, nafasnya tercekak.

..

"I-ini aku beneran udah jadi istri?" Gumam Alana, ia menangis. Ia berusaha menetralkan kembali detak jantung dan nafasnya.

..

"Baik, nak Alden silahkan jemput istrinya." Ucap pak penghulu.

Alden mengangguk, lalu ia berdiri dan berjalan ke lantai dua. Dimana kamar Alana berada.

Dengan arahan dari ibu ibu penjaga kamar Alana, Alden pun tiba di depan pintu kamar ber cat putih polos.

Alden menari nafasnya sejenak
"Rileks Al, lo cuma masuk terus bawa dia keluar." Gumam Alden.

Tangannya terangkat memegang gagang pintu, perlahan ia membuka nya.

Ceklek

Hal yang pertama kali Alden lihat adalah, Alana. Gadis yang di baluti gaun mewah nan elegan itu, nampak terlihat cantik dan anggun di mata Alden. Alana mengenakan gaun pernikahan berwarna biru laut, dipadukan mahkota indah di atas kepalanya. Warna hijab yang di kenakannya pun sama.

"Assalamualaikum." Ucap Alden.

Alana pun bangkit dari duduknya, ia berjalan selangkah, lalu mendongak.

SANTRIWATI PILIHAN UMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang