CHAPTER~12

203 11 8
                                    

12. AWAL KEHIDUPAN BARU

.
.
.

"Assalamualaikum." Ucap Alana saat kaki nya pertama kali menginjakkannya ke lantai teras rumah berlantai 3 ini.

Ia terkagum kagum pada fitur dan desain rumah bernuansa Belanda ini.

Alden baru saja datang setelah mengambil 4 koper besar. Dua koper besar milik Alana, dan dua koper besar lagi miliknya.

"Kunci rumah udah gue kasihan ke elo kan tadi?" Tanya Alden, keringat bercucuran di dahinya karena cukup kelelahan saat membawa ke empat koper besar tersebut.

Alana menoleh, ia mengangguk. Atensinya ter alih kan saat melihat begitu banyak keringat yang mengucur di wajah Alden. Padahal hari sudah malam dan semakin larut.

Tangan Alana terangkat membersihkan keringat tersebut menggunakan ujung hijabnya.

"Eh ngapain?" Kaget Alden saat Alana berjinjit dan sedikit memajukan tubuhnya padanya. Ia mematung karena sentuhan Alana yang membersihkan keringat nya.

"Udah." Gumam Alana sambil tersenyum.

Ia lalu berbalik dan masuk berjalan ke dalam. Alden mengikuti Alana dari belakang, dengan kedua tangannya yang besar itu, ia membawa 4 sekaligus koper.

Setelah Alden masuk, Alana menutup pintu dan menguncinya. Karna hari memang sudah sangatlah larut.

"Kak, ini kuncinya." Ucap Alana sembari memberi kunci rumah tersebut.

Alden hanya meliriknya saja
"Lo aja yang simpen," ujar Alden.

"Terus kak Alden? Nanti kalau misalkan Alana ada kegiatan di luar terus lama pulang, terus kak Alden pas pulang dari kampus kalau rumahnya terkunci, kak Alden gimana-"

"Gue punya cadangannya." Potong Alden, ia pergi ke dapur.

"Bawel banget istri gue, jadi gemas." Batin Alden, ia tersenyum tipis.

Sehabis meminum segelas air putih, Alden kembali ke ruang tengah, dimana Alana berdiri.

"Karena rumah ini udah bersih karena di bersihkan tiap hari, kita tinggal istirahat aja. Perlengkapan dapur juga udah terpenuhi semua." Ucap Alden.

Alana hanya mengangguk saja.

"Oh iya kamar lo di lantai 2. Di lantai 2 ada 3 kamar, di lorong kiri ada dua kamar, sebelahan tuh. Terus di lorong kanan ada satu kamar kosong lagi."

"Terus?" Bingung Alana.

"Kamar kita berdua di lantai 2, di lorong kiri, kan ada dua kamar kan? Kamar gue yang sebelah kanan, lo yang sebelah kiri." Lanjut Alden.

"Kita pisah kamar kak? Bukannya suami istri itu harus satu kamar ya? Katanya gak boleh pisah kamar apalagi pisah ranjang." Kata Alana.

"Gue belum nerima sepenuhnya pernikahan paksa ini, gue juga belum nerima adanya kehadiran lo di kehidupan gue." Setelah mengucapkan kalimat menyakitkan itu, Alden pergi begitu saja. Ia menaiki tangga yang berhubung ke lantai 2.

Denah Rumah

Di lantai 1, ada 3 ruang. Ruang tamu, ruang keluarga, dan dapur. Di ruang keluarga ada satu kamar, khusu kamar tamu. Di dapur ada satu kamar mandi umum.

SANTRIWATI PILIHAN UMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang