Bab.17

406 34 4
                                    

Private Plane✈️
Malam 20.00

Ilustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi

Terlihat sepasang lelaki berpakaian serba hitam yang kini sedang duduk saling bersampingan, hanya terdapat keheningan di keduanya.

Fourth hanya diam dan terus memandang topeng kesayangannya, terukir kekhawatiran di wajah manis itu, selain itu Fourth juga terlihat gelisah dan tak tenang.

Dunk sebenarnya menyadari kegelisahan sang adik, akan tetapi ia memilih diam dan menunggu agar lelaki kecilnya itu terbuka padanya, Dunk tak mau memaksakan adik kecilnya akan suatu hal yang membuat sang adik tak nyaman, jika Fourth terlihat ada masalah Dunk lebih memilih diam dan menunggu Fourth bercerita kepadanya lebih dulu agar tak membuat adik terbebani.

Dunk elus surat hitam milik Fourth dengan begitu lembut, Dunk sadar Fourth sedari dulu tak pernah terlihat gelisah ini saat tekan menyelesaikan misi mereka, akan tetapi kali ini Fourth terlihat seperti ada sebuah kecemasan tersendiri dalam wajah manisnya itu.

"Kak apakah kita akan pulang"ucap Fourth akhirnya membuka suara setelah sekian lama diam, Fourth masih terus mengelus topeng kesayangannya dengan tatapannya yang tak beralih sedikitpun dari topeng itu.

"Pasti"ucap Dunk dengan penuh keyakinan.

"Takut"ucap Fourth, jujur saja itu kalimat paling memalukan yg pernah terucap dalam hidupnya, akan tetapi ia tak bisa memungkiri jika kini ia memiliki tujuan untuk tetap hidup, Gemini satu-satunya yang menjadi beban dalam hatinya yang paling ia tak sukai seumur hidupnya.

Dunk sangat terkejut akan ucapan sang bungsu, Fourth yang tak pernah takut akan bahaya kini memiliki ketakutannya sendiri, sejujurnya Dunk juga merasakan hal yang sama, kini ia sudah memiliki tempatnya untuk pulang, Joong yang selalu menunggunya dan menanti kehadirannya yang membuat muncul rasa takut di dalam dirinya.

"Jangan buat mereka lama menunggu"
"Kita pasti pulang"ucap Dunk mengalihkan pandangannya dari Fourth dan kembali melihat ke arah luar pesawat.

'Rasa cinta yang membuatku terlihat lemah, hal yang selalu ku takutkan kini terjadi, rasa ini yang membuatku selalu hidup penuh dengan kekhawatiran yang tiada ujung'ucap Dunk dalam hati.
'sangat melelahkan'lanjut nya sembari menghembuskan nafas kasar.

"Satu jam lagi"ucap Dunk memejamkan matanya untuk menanamkan pikiranmu.

Keduanya kembali hening dengan pikiran masing-masing, Fourth yang masih asik dengan pikirannya dan Dunk yang masih terus mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.

Jepang, Osaka ☠️
Malam 21.35

35

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Line Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang