Bab.31

256 21 0
                                    


Tak terasa empat hari sudah berlalu, tak ada yang berubah semenjak hari itu, walaupun Dunk sudah mengetahui tentang hal-hal yang ditutupi oleh sang kekasih.

Semuanya masih terlihat sama, aktivitas berjalan seperti biasanya, malah Dunk yang terlihat semakin manja dan tak ingin lepas dari Joong jika mereka bertemu.

Sama halnya dengan Joong yang juga tak ingin jauh dari Dunk, bakalan Joong akan selalu mengirimi pesan hingga telepon setiap jamnya jika keduanya tengah tak saling bersama, Joong akan selalu mengatakan jika dirinya sangat merindukan sang kekasih tanpa henti, tak peduli jika dirinya ditetap aneh oleh orang sekitarnya.

Sama halnya seperti sekarang, pagi hari yang cerah menggambarkan pagi indah untuk keduanya, Joong tak henti-hentinya mengecup kening itu walaupun kini Dunk masih terlelap dalam tidurnya.

Joong pun berhenti mengganggu Dunk ketika dirinya menyadari bahwa ia harus ke kantor hari ini, dengan perlahan Joong bawa langkahnya memasuki kamar mandi berusaha tak menimbulkan suara agar tak mengganggu tidur nyenyak Dunk.

Suara pintu tertutup bersamaan dengan terbukanya mata indah itu walau dengan tatapan yang kosong, Dunk tetap lama pintu kamar mandi itu sembari mengatasi pikirannya yang tengah berisik.

Lamunan itu buyar ketika dirinya mendengar sebuah notifikasi pesan di ponselnya, Dunk dudukan tubuhnya di pinggir kasur untuk menggapai benda pipih itu, lalu melihat siapa yang telah mengirimkannya pesan.

Wajah itu terlihat datar tak terlihat bereaksi sedikit pun yang ditampilkan wajah dinginnya, Dunk tatap layar ponsel itu cukup lama hingga sebuah suara pintu terbuka membuatnya mengalihkan pandangannya dari benda pipih itu.

Dunk tersenyum lembut menyambut sosok di balik pintu terbuka itu, Joong yang disambut senyum indah sang kekasih pun membuatnya tak kalah tersenyum lebar, pandangan keduanya bertemu dengan tatapan cinta yang begitu besar terlihat di mata keduanya.

"Good morning Baby"ucap Joong berjalan ke arah Dunk dengan hanya menggunakan boxer dan sebuah handuk yang menggantung di lehernya.

Cup

Satu kecupan berhasil mendarat di bibir ranum itu.

"Hanya satu"ucap Dunk seperti nada menggoda.

Joong yang mendengarkan itu pun, mendorong tubuh yang lebih kecil untuk kembali berbaring di atas kasur di bawah kukunya.

Joong lumat bibir itu begitu lembut, tak tersirat nafsu sedikitpun dalam ciuman keduanya, hanya ciuman pagi yang penuh cinta.

Ahkk..

Ringis Dunk merasa sakit ketika Joong dengan sengaja menggigit bibir bawahnya dengan sedikit keras.

Jarak antara keduanya terbentuk karena ulah lelaki itu, Dunk pasang wajah cemberut karena Joong yang sangat suka menggodanya seperti yang dia lakukan sekarang.

"Aku harus berangkat baby"ucap Joong menyatukan kening keduanya sembari menggesekkan hidungnya dengan hidung sang kekasih.

"Bisakah aku meminta waktumu hari ini hanya untukku"ucap Dunk terdengar sangat lirih.

Joong terdiam ketika mendengar permintaan itu, pandangan keduanya bertemu dengan Joong terlihat berpikir dalam tatapan itu.

Setelah cukup lama dalam keterdiaman keduanya, akhirnya Joong pun berdiri tegak mengambil handphonenya untuk menghubungi seseorang.

"Net, kosongkan jadwal ku hari ini, jika ada pertemuan penting atur ulang saja jadwalnya"ucap Joong tampak menunggu balasan langsung mematikan panggilan tersebut.

Line Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang