Bab.28

222 27 1
                                    


Kamar JD
Pagi 07.22🙂

Huek.....huek....huek...

Joong terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara berisik dari kamar mandi, ia bawa langkah setengah sadarnya ketika menyadari Dunk kini sudah tak ada di sampingnya.

Tok..tok...

"Baby"panggil Joong sedikit keras ketika ia menyadari kamar mandi itu dikunci, suara yang ia dengar tadi kini sudah tak terdengar lagi. Joong dibuat semakin khawatir ketika tak mendengarkan respon.

Tok..tokk...

Suara ketukan itu makin keras, Joong semakin panik dibuat karena tak mendengarkan apapun lagi dari dalam kamar mandi itu, tepat ketika dirinya ingin mendobrak pintu itu, Dunk lebih dulu membuka pintunya dengan wajah yang terlihat pucat, serta mata yang memerah dengan keringat yang membasahi dahinya.

"Baby Kau kenapa katakan padaku apa yang tak enak?"ucap Joong sembari mengecek kondisi sang kekasih.

"Aku tak apa Joong"ucap Dunk lembut dengan mengelus lembut lengan Joong yang tengah membelai pipinya lembut, pandangan keduanya bertemu, Dunk bisa melihat pancaran wajah khawatir Joong kepadanya.

"Ayo ke rumah sakit"ucap Joong ingin membalikan tubuhnya untuk bersiap.

"Tak apa Joong, mungkin karena aku terlambat makan"ucap Dunk menahan lengan pria itu.

"Baby bagaimana jika terjadi sesuatu kita harus ke rumah sakit"ucap Joong dengan penuh nada paksaan.

"Aku baik-baik saja sayang"ucap Dunk lembut, menatap Joong dengan pengertian.

"Baiklah aku akan memanggil James aja yah"ucap Joong mengambil handphonenya langsung menelpon James.

"James apakah bisa ke apartemen Dunk, aku akan mengirimkan alamatnya"ucap Joong to the point.

Joong kebingungan saat tak mendapatkan respon, Joong jauhkan telepon genggam itu untuk memastikan siapa yang ia hubungi dan benar itu adalah James.

"James.."panggil Joong sedikit keras.

"Ankk....bang aku tak bisa, aku ada jadwal mau operasi pasien hari ini"ucap James.

"James"ucap Joong sedikit meninggikan suaranya.

Dunk yang melihat itu pun mengambil langkah cepat, ia matikan panggilan itu udah langsung menarik tubuh Joong untuk dia peluk.

"Joong sungguh aku tak apa-apa, jangan mengganggunya, kau lihat aku sudah baik sekarang, percayalah padaku, aku baik-baik saja"ucap Dunk sangat lembut, tidak lupa dengan tangannya yang kini mengelus punggung pria itu untuk menenangkannya.

"Aku akan mengantarmu, tunggu sebentar aku siap-siap"putus Joong melepaskan peluk itu, berjalan cepat ke arah lemari untuk mengambil keperluan yang perlu ia bawa.


KRIIING......KRIIING....


Suara bunyi telepon itu mengalihkan pandangan keduanya, Joong angkat telepon itu sembari mempersiapkan barangnya agar mengantar Dunk ke rumah sakit.

"Apa"ucap Joong

"~~~~"Net

Aktivitas Joong seketika membeku ketika mendengar jawaban itu, dengan cepat dia jauhkan telepon genggamnya dan melihat tanggal hari ini, Joong cengkram jaket kulit yang ia pegang dengan begitu kuat ketika melihat tanggal di handphone.

Dunk hanya diam melihat apa yang di depannya, banyak pertanyaan yang muncul dibenaknya ketika melihat respon Joong yang terlihat berbeda dari biasanya.

Line Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang