Bab.34

218 24 9
                                    

Seorang pria berwajah cantik masuk ke dalam kamar miliknya, Dunk langkahkan kakinya memasuki kamar miliknya itu, langkahnya terhenti ketika memasuki ke dalam kamar itu, pandangannya langsung tertuju kepada sebuah map coklat yang tersimpan di atas kasur.

Bruk.

Tubuh Dunk terdorong ke depan karena sebuah tabrakan yang menghantam tubuhnya dari belakang, Dunk balikan tubuhnya melihat ke arah orang yang menabraknya itu.

"Beby"ucap Joong menatap ke arah Dunk yang kini tengah menatapnya dengan aneh.

"Apa aku membuat kesalahan lagi?"ucap Joong melepaskan paper bag yang ia bawa dan langsung memeluk tubuh sang kekasih.

"Jangan mendiami ku terus"ucap Joong lirih.

Namun dirinya tak mendapatkan tanggapan sedikitpun, Joong alihkan pandangannya ke arah di mana Dunk yang terus melihat ke arah tersebut tanpa henti.

Perlahan Joong lepas peluknya berjalan pelan ke arah tempat keduanya tidur, tepat ketika dirinya berdiri di samping kasur itu, Joong alihkan pandangannya kembali melihat ke arah Dunk yang masih terus menatap map warna coklat itu.

Joong ambil benda itu lalu membukanya perlahan, mata itu membulat sempurna ketika melihat apa yang di dalam berkas itu, Joong dengan cepat membuka berkas begitu tergesa-gesa ketika melihat apa yang di dalamnya.

Tangan itu terlihat bergetar membuka berkas itu dengan acak-acakan, saking cepatnya Joong melihat berkas itu hingga tak sengaja terlempar sebuah lembar foto ke atas lantai di pertengahan keduanya.

Dunk bawa langkahnya pelan ingin mengambil foto yang terbalik itu, Dunk tidak dapat melihat foto itu karena memang lembar foto itu terbalik yang membuat dirinya tak bisa melihat gambar di foto itu.

Belum sempat Dunk ambil foto itu, Joong sudah lebih dulu mengambilnya dan menyembunyikan semua berkas itu di belakang tubuhnya.

"Mandilah aku akan membereskannya"ucap Joong kelagapan.

Tanpa menunggu persetujuan, pria itu lebih dulu membalikkan tubuhnya sembari, kembali memasukkan semua berkas itu ke dalam map coklat itu.

"Aku bukan Nine"ucap Dunk lirih, setelah sekian lama akhirnya kalimat itu pun keluar dari bibir ranum itu.

Deg.

Tubuh Joong membeku di tempat ketika mendengar kalimat yang keluar dari orang yang dicintainya itu, Joong balikan tubuhnya perlahan melihat ke arah Dunk yang kini menatapnya dengan kekecewaan yang begitu besar.

"Dunk"ucap Joong berjalan perlahan ke arah Dunk, namun langkah itu terhenti ketika melihat Dunk yang malah menjauh darinya.

"Aku bukan Nine"ulang Dunk begitu lantang.

Joong tersentak di tempat, ia bawa langkahnya cepat berusaha memegang lengan itu yang dari tadi berusaha menghindarinya.

Langkah Joong terhenti ketika Dunk dengan kuat melepas lengannya yang membuat map coklat yang ia pegang sedari tadi terjatuh dan membuat isi di dalamnya keluar.

Dengan cepat Joong berjongkok untuk membersihkan berkas itu kembali namun ketika dirinya akan mengambil sebuah foto, aksinya terhenti ketika sebuah kaki lebih dulu menginjak foto itu.

Joong alihkan pandangannya melihat ke arah Dunk yang kini juga tengah menatapnya. Pandangan keduanya bertemu dengan Dunk yang kini sudah terlihat matanya memerah.

"Dengarkan aku"ucap Joong kembali berdiri memegang kedua pundak Dunk cukup kuat untuk menghentikan berontaknya Dunk.

"Apa yang harus kudengar?, apakah ini tak cukup jelas?"ucap Dunk dengan nada yang bergetar menahan tangis.

Line Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang