22. Bertemu

83 13 3
                                    

"Cantiknya" puji Hilda pada dirinya sendiri saat ini dia tengah merias dirinya setelah menerima kabar dari Danu jika Satya sudah selesai bekerja dan pulang ke apartement dia langsung bersiap-siap.

Rasanya tidak sabar sekali untuk bertemu Satya mereka sudah sepekan lebih tidak bertemu dan bahkan dengan ide konyolnya Hilda memutus komunikasi mereka.

Setelah selesai dengan make-upnya dia berjalan ke lemari baju untuk mengambil gaun hitam yang memang sudah dia bawa khusus untuk bertemu dengan Satya. Lagi pula hari ini satu-satunya kesempatan bagi mereka bisa bertemu, sebab besok-besok dia pasti akan langsung disibukan dengan proses syuting.

"Aku yakin sekali Satya tidak akan melepaskan pandangannya dari ku, hari ini aku sangat cantik" Hilda berbicara sendiri di depan kaca, gadis itu mengangumi kecantikan.

Setelah dirasa siap dia segara memesan taxi online dari aplikasi yang baru saja dia unduh.

"Kemana kau akan pergi?" Hilda dikejutkan dengan suara Meta yang sepertinya baru saja pulang membeli sesuatu terlihat dari bawaan gadis itu.

"aaa hantu" kagetnya.

Sedangkan Meta menatapnya sinis "Enak saja kau bilang aku hantu, cantik begini loh" kesalnya.

Hilda hanya bisa merotasikan matanya malas "Kau membuat ku kaget, siapa suruh muncul tiba-tiba" ujarnya.

"Lupakan soal itu, kau akan pergi kemana?" tanya Meta menatapnya curiga.

"Aku akan pergi berjalan-jalan sebentar" bohong Hilda, tidak mungkin juga dia bilang akan pergi ke apartement Satya kan.

"Kau yakin akan berjalan sendirian, mau ku temani saja?" tawar Meta.

Hilda lantas menggeleng dengan cepat "Ah tidak usah, aku bisa sendiri" tolaknya.

"Kita ini sedang di negara orang Hilda, bukan di Indonesia" tegur Meta.

"Aku tau, lagipula ini bukan kali pertama aku pergi ke Paris jadi kau tenang saja" ia mencoba menenangkan Meta yang terlihat khawatir.

"Ya sudah, tapi kabari aku terus oke?"

"Tentu, kalau begitu aku akan pergi"

Hilda menatap ponselnya, menunggu balasan dari Danu. Iya jadi Hilda meminta Danu untuk mengantarkannya sampai ke depan unit apartement Satya rencananya dia akan menyuruh Danu untuk datang berkunjung dan mengalihkan perhatian Satya sehingga dia bisa menyelinap masuk ke apartement lelaki itu.

"Maaf saya terlambat" Hilda mendongak menatap kedatangan Danu.

"Tidak masalah, maaf telah merepotkanmu" ujarnya merasa tak enak.

"Jadi apa yang harus saya lakukan nanti?"

Hilda tampak berfikir sebentar, ingatkan mereka saat ini sedang berada di lobby apartement Satya.

"Kau bisa ajak dia keluar sebentar sekitar lima belas atau dua puluh menit, kau bisa bilang sedang patah hati dan butuh teman ngobrol"

Danu menggeleng "Saya sudah bertunangan, tidak mungkin saya pakai alasan itu" Danu ikut memikirkan alasan yang tepat.

Dia juga heran dengan dirinya sendiri, padahal dia tak mengenal Hilda sebelumnya tapi kenapa dia bisa mau direpotkan seperti ini sih?

Apa karena Hilda adalah kekasih bosnya? ah tidak deh sepertinya, orang Danu dengar sendiri jika Satya bilang dia lajang.

Mereka bahkan tak terlihat canggung sama sekali, padahal mereka baru hari ini berbicara face to face.

"Baiklah biar saya yang pikirkan alasannya nanti, sekarang mari kita naik ke unit pak Satya"

Axiomatic [JANGKKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang