1. Rindu, katanya.

301 22 25
                                    

Satya Wijaya
Kau sibuk?

Me
Tentu saja sibuk, aku ini model tau

Satya Wijaya
Aku tau, ada jadwal pemotretan hari ini? jika tak ada datanglah ke kantor

Me
Ada, hari ini aku selesai jam 7 malam, jadi maaf ya tuan Wijaya aku tidak akan datang ke kantor hari ini

Satya Wijaya
Kabari aku jika sudah selesai, aku akan menjemputmu

Me
Tapi kan studio ku jauh dari kantor mu, tak apa aku pulang sendiri saja

Satya Wijaya
Kabari saja jika sudah selesai, akan ku jemput

Me
Huh, keras kepala sekali sih?

Satya Wijaya
Yes, cause I miss you, so much.

Me
Oke, akan ku kabari kalau sudah selesai

Satya Wijaya
Good girl

Hilda tersenyum geli membaca pesan yang dikirimkan oleh Satya Wijaya kepadanya, lelaki itu tanpa malu-malu mengatakan rindu. Sebetulnya wajar saja sih jika Satya bisa sesantai itu dalam menyampaikan rasa rindunya, toh mereka sudah bersama sejak tiga tahun. Hilda memang sudah sering mendengar Satya berbicara hal-hal manis, setiap hari malah, tapi tetap saja Hilda selalu merasa malu dan errrr selalu salah tingkah apabila Satya mulai melakukan hal-hal manis untuknya.

Ngomong-ngomong soal Satya dan Hilda, siapa yang tidak kenal dengan dua orang ini?

Satya Wijaya, merupakan seorang anak dari pendiri perusahaan ternama, Wijaya Corp. Perusahaan yang bergerak di bidang properti.

Terlahir dari keluarga kaya, tak serta-merta membuat Satya dengan mudah mendapatkan posisi sebagai direktur di perusahaan keluarga nya, tentu saja ia harus mengenyam pendidikan terlebih dahulu untuk mencapai posisi itu, masa mudanya ia habiskan dengan belajar, belajar dan belajar.
Hidupnya sudah di atur sedemikian rupa oleh Ayah dan Ibu nya.

Kalau Hilda sendiri bagaimana yah?

Mathilda Mouriskha lebih tepatnya Hilda, merupakan seorang model majalah yang sering menjadi BA dari brand ternama, hal itu pula yang membuat waktu Hilda bertemu dengan Satya, minim sekali.

Mathilda Mouriskha lebih tepatnya Hilda, merupakan seorang model majalah yang sering menjadi BA dari brand ternama, hal itu pula yang membuat waktu Hilda bertemu dengan Satya, minim sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau tidak langsung menelepon ketika sudah sampai?" Hilda bertanya sembari memasang sealbeltnya.

"Kau bilang akan selesai jam tujuh malam, sedangkan aku datang ke studio mu saja baru jam enam lewat empat puluh, itu artinya kau belum selesai" Jelas Satya, sambil menjalankan mobilnya meninggalkan tempat pemotretan Hilda.

Axiomatic [JANGKKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang