Danu menatap kearah Hilda yang masih tertidur pulas di sofa, gadis itu sepertinya kelelahan karena menangis semalam.
Danu mengambil pasport Hilda, takut jika gadis itu bangun dan langsung pergi setidaknya dia harus menahan identitasnya agar Hilda tak bisa pergi kemana-mana.
Meskipun Hilda akan marah jika tau Danu menghubungi Satya, dia tak perduli permasalah kedua orang itu harus segera selesai, setidaknya Satya pasti akan memaklumi Danu karena sudah berani tidur dengan Hilda disatu ruangan meskipun terpisah.
Dia kan melakukan itu untuk bosnya juga.
Hilda terbangun sebab Danu mengguncang tubuhnya dan meminta gadis itu untuk membersihkan diri dan bersiap seban Danu bilang akan segera pergi ke kantor, jika tidak dia akan dimarahi Satya.
Tentu saja itu hanya alasan.
"Makanya kerja dengan ku saja, kau tidak harus bangun pagi" ujar Hilda.
"Kau masih saja kesal padahal sudah tau kebenarannya"
"Dia bahkan tak menelponku, pasti sudah tumbuh benih cinta diantara mereka huhu" Hilda mendramatisir keadaan, membuat Danu jengah sendiri melihat tingkahnya.
Dia jadi teringat pada saat dia memergoki Hilda sedang duduk dipangkuan Satya, kemarin dia tampak malu-malu sekarang lihat gadis itu bahkan tak sungkan untuk meminta tolong padanya.
Danu tersenyum geli.
"Kenapa kau senyum-senyum?" Hilda sepertinya sadar dengan apa yang dilakukannya.
"Tidak ada" balas Danu.
"Cepat katakan apa yang kau pikirkan!" paksa Hilda, dia bahkan lupa jika tadi Danu menyuruhnya untuk segera membersihkan diri.
"Kepo sekali sih, sana mandi!" usir Danu, dia membuat gestur mengusir didepan Hilda.
"Dasar!" ujarnya, lalu dia berjalan menuju ke kamar mandi.
"Hilda" panggil Danu sebelum gadis itu masuk, dia menoleh kearah Danu yang masih tersenyum.
"Apa?"
"Jika kalian bertengkar, nanti siapa yang akan duduk dipangkuan pak Satya?"
Wajah Hilda merah padam, kenapa dia jadi bahas kejadian yang lalu sih.
"Dasar orang gila" lalu dia masuk dan mandi dengan menutup kencang pintu kamar mandi meninggal Danu yang sudah tertawa kencang karena berhasil menggodanya.
Hilda keluar dari kamar mandi masih dengan pakaian yang sama seperti yang dipakainya semalam. Danu tidak berniat meminjamkannya baju, takut dimarahi Satya.
Padahal Satya juga tak akan melihat kan lelaki itu tidak tau dimana Hilda saat ini.
"Aku sudah memesan makanan dari hotel dan sebentar lagi akan diantarkan kau ambil saja nanti"
"Wah kau baik sekali aku jadi semakin ingin memperkejakan mu" canda Hilda.
Dia menghidupkan ponselnya kembali, jika saja mereka tak bertengkar mungkin hari ini Hilda akan menghabiskan waktunya berdua dengan Satya. Padahal dia sudah membuat list tempat yang akan dia kunjungi.
Tak lama kemudian pintu diketuk, itu pasti sarapan mereka. Maka dengan penuh semangat Hilda langsung membuka pintu. Dia sudah lapar sekali menangis membuatnya kehilangan banyak energi, jadi dia perlu makan sekarang untuk mengisi kembali energinya.
"Danu dimana di-" Satya hanya bisa membeku ketika melihat Hilda berada di kamar hotel milik Danu.
Apa yang mereka berdua lakukan disini, tanpa aba-aba dia langsung mendorong Hilda untuk masuk diikuti Nicole dibelakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Axiomatic [JANGKKU]
Fiksi PenggemarLama bersama, namun tidak terikat. Bagi Satya, dia sudah cukup memperlihatkan rasa sayangnya dengan tindakan, namun bagi Hilda itu semua belum cukup.