Hilda menatap tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini niatnya ingin mengejutkan Satya lagi setelah mendengar pintu dibuka.
Kali ini dia membawakan ayam goreng kesukaan Satya berharap bisa memakannya bersama, tapi sepertinya dia harus mengurungkan niatnya itu sebab yang dia lihat sekarang tak mampu diterima akal sehatnya.
Keduanya sama-sama mematung.
Sadar jika dia menganggu Satya dengan datang diwaktu yang tidak tepat lantas membuat Hilda segera berlalu menuju kamar untuk mengambil kopernya.
Sedangkan Satya masih sibuk memindahkan Nicole diatas kursi, tak mungkin juga dia membawanya ke kamar disana ada Hilda.
Satya segera menghampiri Hilda, gadis itu mencoba pergi dan Satya tentu tak akan diam saja.
"Apa yang lakukan?" Satya menarik koper Hilda yang hendak dia bawa pergi, tidak gadis itu tidak boleh kemana-mana.
Hilda mengambil kembali kopernya yang dipegang Satya, yanh ada dipikirannya dia harus segera pergi dari sini.
Bahkan Hilda sudah menitikan air matanya kenapa rasanya sesak sekali?
Hilda berjalan keluar dengan langkah cepat menghindari Satya yang pasti akan menahannya, dia menatap kearah Nicole yang terbaring di sofa ruang tamu.
Pantas saja lelaki itu betah berlama-lama, ternyata sudah ada yang baru, Hilda tertawa miris.
Satya menahan lengan Hilda yang hendak pergi keluar "Kenapa kau ada disini?" tanya Satya.
Dasar bodoh!
Harusnya bukan itu yang diucapkan Hilda mungkin saja akan semakin marah mendengar ucapan barusan.
Kira-kira kenapa dia ada disini, jika bukan untuk Satya. Hilda tak tau jika melihatnya akan sangat menyakitkan.
Seketika dia menyesal datang ke apartement Satya, jika saja dia tak datang mungkin dia tak akan menemukan fakta menyakitkan ini. Jika saja dia tak tau mungkin saja mereka akan menjalani hari seperti biasanya.
"Maaf menganggu waktu mu" ujar Hilda dia melepas pegangan Satya pada pergelangan tangannya.
"Ini tak seperti yang kau lihat" lelaki itu mencoba menyakinkan Hilda.
Satya bahkan sudah berdirinya didepan pintu apartement agar Hilda tak punya jalan untuk melarikan diri.
"Kau tak boleh pergi kemanapun!" Satya menatap tajam Hilda, untuk saat ini dia tak mau dibantah.
"Apa yang kau lakukan? menyingkirlah" pinta Hilda sembari berusaha mengeser Satya dari pintu.
"Kau salah paham, Nicole dan aku kami tidak seperti yang kau pikirkan"
Hilda menatap Satya dengan pandangan jijik ada senyum meremehkan dan sialnya Satya benci itu.
Hilda tidak boleh memperlihatkan betapa hancurnya dia saat ini lelaki itu akan senang jika melihatnya bersedih. Hilda mengerti kenapa Satya tak menghubunginya saat pertama kali sampai di Paris, pastilah dia sedang menghabiskan waktunya dengan wanita itu.
"Awas Satya, aku mau pulang!" tekan ya.
Satya menggeleng "Pulang?" tanya Satya sembari terkekeh.
Dia mengambil alih koper Hilda dan melemparkannya "Tempat mu disini bersamaku!" lanjutnya dia hendak memeluk Hilda namun dengan cepat gadis itu menghindar.
"Jangan sentuh aku! kau bajingan!" marahnya sambil berusaha mengemaskan isi kopernya yang sudah berserakan karena dilempar Satya tadi.
"Tolong dengarkan penjelasan ku terlebih dahulu, dia hanya teman ku" Satya berusaha membujuk Hilda dia mengeluarkan lagi segala isi koper bahkan disaat Hilda sibuk memasukkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/367190990-288-k682277.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Axiomatic [JANGKKU]
FanfictionLama bersama, namun tidak terikat. Bagi Satya, dia sudah cukup memperlihatkan rasa sayangnya dengan tindakan, namun bagi Hilda itu semua belum cukup.