29. What If

157 20 3
                                        

Seminggu berlalu semenjak kepulangan mereka ke Indonesia, kini keduanya sama-sama disibukan dengan pekerjaan masing-masing.

Jika Satya sibuk, maka Hilda lebih sibuk lagi sebab semakin banyak tawaran kerjasama yang Hilda terima hal itu kerap kali membuat Satya protes karena gadis itu berkerja bahkan disaat hari minggu.

Lelaki itu bahkan sampai ingin menuntut agensi karena membiarkan Hilda menerima banyak tawaran kerja, padahal semua kerjasama itu Hilda terima atas keinginan nya sendiri.

"Jangan bertingkah konyol seperti itu!"

"Kau penyebabnya!"

"Kemarin waktu kau sibuk di Paris, aku tidak merecoki pekerjaan mu!"

"Itu berbeda!"

"Sama saja Satya, kita sama-sama bekerja apa bedanya?"

TUTT

Telpon dimatikan sepihak oleh Satya, gadis itu tentu saja khawatir, memang sih akhir-akhir ini dia lebih sibuk dan bahkan untuk mengabari Satya saja rasanya tak sempat. Dia memaklumi jika lelaki itu kesal karena dia pun pernah merasakan diposisi Satya.

Hilda melirik kearah Meta yang sedang memakan makan siangnya, mereka saat ini sedang ada pemotretan dengan brand skincare.

"Meta, setelah ini aku masih ada jadwal lagi?"

"Masih jam tiga sore nanti kau ada sesi wawancara"

Hilda mengangguk mengerti, dia menatap layar ponselnya pesan yang dia kirim pada Satya hanya dibaca saja.

Me
Kau marah padaku?

Setelah waktu istirahat selesai Hilda kembali melanjutkan sesi fotonya. Disela-sela foto itu Meta datang menghampirinya.

"Diluar ada lelaki yang mencarimu" bisiknya.

Hilda mengernyit kebingungan, kira-kira siapa lelaki yang sedang mencarinya itu "Siapa?" tanya Hilda.

Meta menggeleng "Aku tidak tau, dia menggunakan masker" jawabnya.

"Aku akan menemuinya setelah ini selesai, kau temani saja dia"

"Baiklah, semangat!"

Setelah mengatakan itu Meta segera berlalu menuju orang itu, dia membawanya ke ruangan makeup dan meminta lelaki itu menunggu disana.

"Terimakasih" ujarnya pada Meta.

"Sama-sama, selagi menunggu Hilda selesai kau boleh memakan cemilan yang tersedi"

Lelaki itu mengangguk lalu membuka maskernya, membuat Meta kaget setengah mati setelah tau siapa orang yang sedang mencari Hilda.

Siapa yang tidak kenal dengan pewaris tunggal perusahaan Wijaya itu? lelaki itu sama terkenalnya seperti Hilda sebab berhasil menjabat diusia muda.

"Maaf, apakah anda Satya Wijaya?" tanya Meta.

"Benar" jawabnya.

OH MY GOSH

Kenapa dia bisa kenal dengan Hilda, tidak maksudnya darimana mereka bisa bertemu ruang lingkup pekerjaan mereka saja berbeda.

Tak lama kemudian pintu dibuka menampilkan Hilda dengan wajah terkejutnya karena melihat Satya dan Meta berada di ruangan yang sama. Itu artinya Meta sudah tau mengenai hubungan keduanya. WAH gawat.

Axiomatic [JANGKKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang