11. Temporary

166 19 6
                                    

Setelah puas bercinta kini Satya dan Hilda berbaring di sofa kantor. Untung saja Sofa tersebut multifungsi sehingga bentuknya dapat diubah menjadi seperti tempat tidur.

Kini posisi keduanya saling memeluk satu sama lain dengan keadaan telanjang, mereka terlalu lelah untuk menggunakan baju kembali.

Satya benar, sensasi bercinta dikantor itu sangat berbeda ketika di kamar, ini seperti pengalaman baru baginya.

"Kau tau, aku baru saja menandatangani kerjasama dengan seorang penyanyi pria" ujar Hilda, jari jemarinya menari di dada bidang Satya.

"Dia tampan?" tanya Satya

Hilda mengangguk "Dia sangat tampan dan baik" puji Hilda, sedangkan Satya mendengus mendengarnya "Jika kau lupa kita baru saja bercinta, aku bisa menghamili mu sekarang" ujar Satya, tentu saja ucapan tersebut mendapatkan tinjuan kecil sebagai hadiah.

"Kau bicara apa sih? melantur sekali"

"Kita bahkan baru bercinta dan kau sudah memuji pria lain di depan ku, dimana akal sehat mu"

Hilda terkekeh geli mendengarnya "Oh kau cemburu?" tanyanya.

"Tentu saja tidak" elaknya.

"Ya sudah kalau tidak, kenapa marah aneh sekali"

"Oh ya, selain jadi model dalam vidio klip nya nanti aku juga ditawarkan untuk ikut berpartisipasi dalam menyanyikan lagu bersama Travis" lanjut Hilda.

"Jadi kau senang?" tanya Satya

"Tentu saja senang"

"Senang bekerja dengan Travis?"

"Iya" tanpa sadar Hilda menjawab seperti itu.

"Baiklah aku akan menghamili mu sekarang" Satya kembali melumat bibir Hilda tanpa mengatakan apa-apa terlebih dahulu, tangannya tak tinggal diam dia kembali menjamah tubuh gadis itu.

Sedangkan Hilda, merasa kehabisan oksigen sebab Satya mencium nya lama sekali, dia memukul lelaki itu "huh he-hentikan" ujarnya.

Satya langsung melepas pungutan mereka "Dasar orang gila" sungut Hilda.

"Jadi kau masih mau membahas pria lain didepan ku?" tanya Satya, tentu saja Hilda menggeleng bisa-bisa lelaki itu kesal dan menidurinya kembali.

"Jadi kau masih mau membahas pria lain didepan ku?" tanya Satya, tentu saja Hilda menggeleng bisa-bisa lelaki itu kesal dan menidurinya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau punya masker?" tanya Hilda, dia baru saja memakai pakaiannya kembali, sebab mereka akan segara pergi makan.

Satya menggeleng "Tidak ada, untuk apa memangnya?" tanya Satya.

"Aku malu" cicit Hilda.

Satya menaikan alisnya "Kau malu keluar bersamaku?".

"Tentu saja tidak, aku malu jika bertemu orang yang masuk tadi" jelasnya.

Satya menghela nafas "Semuanya akan baik-baik saja, percaya padaku dia bahkan tak akan berani melihat mu" ujarnya.

Hilda memicingkan matanya "Benarkah?" tanyanya dan Satya mengangguk sebagai jawaban lalu menggenggam tangan Hilda.

Axiomatic [JANGKKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang