26. Menginap

77 11 2
                                    

"Dasar bajingan"

"Pokoknya aku benci Satya!"

"Katakan padanya jika aku benar-benar sedang marah!"

"Katakan saja sendiri"

Hilda melirik sinis kearah orang itu, dia menatap tak percaya dengan respon lelaki itu yang terlampau santai dan terkesan tidak perduli.

"Kau mendukungnya daripada aku?"

Lelaki itu mengangguk "Dia bos ku, jadi aku akan memihaknya."

Ih Hilda tak menyangka jawaban itu akan keluar dari mulut Danu, ya memang sih dari tingkah lakunya dia terlihat seperti orang yang sedang mabuk.

Jadi begini Hilda sudah lebih dari dua puluh menit berada didalam taxi tanpa tujuan yang jelas sehingga sang supir mengatakan akan menurunkannya jika dia tak segera memberitahu kemana tujuannya.

Hilda yang saat itu dalam keadaan tak baik-baik saja, tidak mungkin menghubungi Meta bisa-bisa dia di interogasi habis-habisan nanti.

Tidak mungkin juga menghubungi Travis, mengingat saat makan malam tadi sudah bercerita akan menghabiskan waktu dengan berbelanja. Bisa-bisa lelaki itu mentertawakannya.

Jadi karena terdesak dia menghubungi Danu meskipun awalnya ragu dia tetap mencobanya.

"Tolong kirimkan alamat mu sekarang!"

"Hah untuk apa? tidak mau!"

"Danu aku sedang dalam masalah, tolong"

"Baiklah nanti ku kirimkan"

Jadilah Hilda saat ini sedang berada di hotel tempat lelaki itu menginap.

Hilda dapat melihat cara jalan lelaki itu yang sedikit sempoyongan, sepertinya sedang dalam keadaan mabuk.

"Ih kau mabuk!" itu adalah respon yang pertama kali Hilda berikan ketika melihat Danu.

Oke lupakan.

"Kau mendukungnya daripada aku?"

Lelaki itu mengangguk "Dia bos ku, jadi aku akan memihaknya."

"Berhenti saja, aku bisa mengaji mu lebih banyak daripada yang Satya berikan!" marahnya.

Danu mendelik tak senang "Tidak mau" jawabnya.

Jangan salahkan Danu jika dia bersikap seperti ini ingatkan Hilda jika Danu masih dibawah pengaruh alkohol.

Hilda sudah menjelaskan apa yang terjadi dan respon Danu benar-benar diluar dugaan Hilda. Lelaki itu tampak menatap malas kearahnya.

Wanita memang suka berspekulasi sendiri.

Lalu Danu menjelaskan situasi yang terjadi diantara Satya dan Nicole. Penjelasan Danu tentu saja membuat Hilda merasa malu karena sudah marah sampai kabur.

Tapi meskipun begitu dia tetap saja gengsi untuk kembali ke apartement, malu dong dia sudah menggebu-gebu tadi bahkan Satya sudah menahannya.

Kilas kejadian dimana mereka bertengkar tadi membuat Hilda bergidik sendiri sebab merasa malu telah sangka.

Tetap saja sih Hilda kesal karena Satya membawa perempuan lain ke dalam apartmentnya. Gagal sudah rencananya untuk berduaan dengan Satya, yah meskipun begitu dia senang sih ternyata Satya tidak ada perempuan lain.

"Lega" ujarnya dalam hati.

"Lebih baik kau kembali, Pak Satya pasti mengkhawatirkanmu" ujarnya.

"Tidak mau, pokoknya tidak mau" Hilda bersikeras untuk tetap tinggal dikamar hotel Danu.

"Jika Pak Satya tau, dia pasti marah"

Axiomatic [JANGKKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang