Semasa orientasi, April pernah menjelaskan bahwa ada masa war ECA alias extracurricullar activity. Masa itu adalah waktu para guru mengajukan diri sebagai pengajar ECA ke koordinator ECA. Secara spesifik April mengingatkan bahwa ini adalah waktu yang sangat chaotic, soalnya mereka yang gagal dapat spot di semester pertama akan otomatis terlempar ke semester selanjutnya. Semua orang berusaha untuk memenangkan spot di Semester 1 dan tidak semua orang mau mengajar ECA di Semester 2, karena ribet.
"Ini kayak rebutan gitu jadinya?" Gaia bertanya di masa orientasi.
"Nggak, sih. Lebih kayak ngelamar kerja aja lagi. Terus kalau nanti nggak masuk di pilihan pertama, bakal ditawarin atau ditempatkan ke posisi lain."
"Itu Bapak yang nentuin?"
"Nggak, koordinator ECA yang urus. Bapak pernah kayaknya kepental ngisi dua semester ECA Bookclub."
Gaia cuma mangut-mangut paham. Waktu itu dia sendiri sedang mengajukan diri untuk jadi asisten ECA. Dia belum bisa mengajukan diri mengajar ECA karena masa kerja terbilang muda. Untuk ini, dia tidak bisa memilih ECA, semuanya akan ditentukan oleh koordinator.
"Kasihan sebenarnya si Bapak waktu itu," tambah April. Dia ini kayaknya hobi memberi informasi berlebih. "Bookclub jarang ada yang mau handle karena katanya banyak mikir tapi rameeeee banget yang daftar. Nah, Bapak apply untuk handle di semester dua, jadi dia nggak avalaible semester satu. Itu perkara gede banget, soalnya nggak bisa jalan di semester 1, sampai Pak Ethan ikut ngomong, akhirnya Bapak yang ngisi dua semester langsung."
"Bukannya... bagus, ya?"
"Nggak, Kak." April menggeleng penuh empati. "Kompensasi nggak nambah, itu masalahnya. Dan itu kayak... keluar dari aturan dasar ECA, kalau pengajar ECA nggak boleh diisi orang yang sama dua kali di satu tahun ajaran."
Waktu itu Gaia pura-pura mengerti saja soal perkara itu. Bukan urusannya juga, sih, jadi dia tidak ambil pusing.
Pada hari berikutnya, karma menghantam keras-keras di muka. Daftar penugasan ECA sudah muncul di portal, namanya bersanding dengan Maximillian Willmore di bawah kegiatan berjudul BOOKCLUB.
Gaia duduk lemas di salah satu beanbag kelas. Sementara itu, April sedang senang karena ditugaskan menjaga ECA modern dance.
"Kenapa kamu?" Arjuna melongok dari balik rak buku. Dia sendiri akan mengajar ECA creative writing. "Kayak habis lihat hantu,"
Walau sudah menelan snack di jam istirahat pagi, Gaia ternyata tidak sanggup menjawab.
"Kak Gaia ditugaskan bareng Bapak di Bookclub," sahut April menggantikan dirinya.
Arjuna bersiul. "He is not that bad."
Nggak, Arjuna nggak ngerti apa yang bikin Gaia ketakutan.
"Aku dengar dia bagus banget di Bookclub. ECA makin ramai karena dia yang ngajar, 'kan? Murid banyak yang rekomendasiin."
"Aku bahkan nggak suka baca buku," kata Gaia pelan.
"Bukannya suka? Dulu kamu suka banget baca novel, 'kan?" sergah Arjuna. "Sampai kamu pinjam buku di perpustakaan Cipta Harapan."
Komentar Arjuna sedikit membangkitkan seekor kupu-kupu di perut Gaia. Arjuna masih ingat hal-hal lama dalam kehidupannya, akan tetapi Gaia sendiri lupa kapan terakhir dia baca buku.
"Lagipula, kenapa kamu takut banget sama Max?"
"Aku nggak takut sama dia, Juna."
"But you have been avoiding him since day one."
KAMU SEDANG MEMBACA
Merry-Go-Round
Romance🏆 SPOTLIGHT ROMANCE ROMANSA INDONESIA SEPTEMBER 2024 🏆 Tidur dengan cowok asing yang ditemui di bar mungkin sudah biasa, tapi tidur dengan kepala sekolah yang menawarkan pekerjaan langsung di kasur adalah pengalaman yang agak gila. Gaia ditawari...