Raka agak ekstra selama beberapa hari berikutnya. Ekstra gesit, ekstra patuh, ekstra banyak bengong, ekstra banyak bingung, ekstra tidak mendengarkan instruksi, ekstra membingungkan. Selama satu minggu, Gaia fokus pada proses pengenalan pola belajar Raka. Arjuna juga membantunya memetakan hal-hal yang mampu Raka lakukan dan kebanyakan hal itu ada di kelas Seni, kelas Musik, kelas Drama. Perihal proses belajar Matematika, Bahasa Inggris dan Indonesia, Raka sangat amburadul.
Pada hari Jum'at, Gaia sudah punya laporan lengkap tentang proses belajar Raka yang dilengkapi titik lemah dan kuatnya. Laporan itu Gaia susun semalam, beberapa jam setelah menerima jadwal rapat khusus 1 on 1 teacher bersama wali kelas masing-masing dan kepala sekolah.
Mungkin karena rapat perdana, Gaia merasa sangat gugup hari ini padahal kata Edwina hari Jum'at adalah hari paling santai. Pelajarannya selalu ringan, ditambah lagi dengan assembly di akhir jam pelajaran. Biasanya akan ada acara hiburan, wejangan ringan dan nonton film pendek saat seluruh siswa EYP dikumpulkan.
Sempat Gaia berpikir apa fungsi assembly? Kenapa anak-anak dikumpulkan di aula hanya untuk menonton dan mendengar ceramah?
"Itu jadi lahan untuk showcase pencapaian siswa-siswa setiap minggu," jelas Saras waktu Gaia bertanya di masa orientasi. "Selain dengar Bapak memandu acara dan ngomong, yah."
"Ini... Pak Max yang lead semua assembly?" tanya Gaia.
"Lah, iya. Bapak kepala sekolah, jelas dia." Saras mengangguk. "Tapi nanti yang bawa materi giliran perkelas selama satu tahun akademik."
Oke, jadi ini lebih mirip seperti sesi 45 Menit Bersama Max Willmore.
Karena hari ini adalah assembly perdana maka semua akan dipimpin Max dan guru sepenuhnya, kebetulan hari ini giliran Elouise. Jadi aula akan dipimpin Max dan Elouise sekarang.
Pada jam makan siang, Gaia makan di bangku para siswa. Dia duduk di antara deretan murid perempuan yang asyik ngobrol soal koleksi stiker dan ukuran sepatu. Berselang tiga murid jauhnya, Arjuna juga sedang menyantap makan siang. Pria itu masih punya tenaga ngobrol dengan para murid, bahkan dia memeriksa porsi makanan setiap siswa untuk melihat apakah sudah habis atau belum. Anak-anak ini punya kebiasaan makan buru-buru, tidak dihabiskan, lalu ditinggal kabur ke taman bermain.
"Ibu, am I done?" Leila, siswa kelas satu yang berambut pirang dicat ungu, menghampiri Gaia sambil menunjukkan kotak makannya.
Masih ada setengah porsi nasi, potongan ayam yang utuh dan segelintir sayur.
"Five spoons more," sahut Gaia. Jawabannya dibalas Leila dengan suapan besar tanpa jeda ke dalam mulut. Gaia melongo melihat cara makan anak itu, tidak ditelan dulu, semua dijejalkan ke mulut.
Ternyata anak-anak bule nggak ada bedanya dengan bocil lokal. Kalau disuruh makan, semua sembarang telan asal kelar. Kelakuannya seperti bocah komplek perumahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merry-Go-Round
Romance🏆 SPOTLIGHT ROMANCE ROMANSA INDONESIA SEPTEMBER 2024 🏆 Tidur dengan cowok asing yang ditemui di bar mungkin sudah biasa, tapi tidur dengan kepala sekolah yang menawarkan pekerjaan langsung di kasur adalah pengalaman yang agak gila. Gaia ditawari...