Lie. Lover's Quarrel? But There Are Three of You

114 8 5
                                    

A/N:

DOUBLE UPDATE UNTUK MERAYAKAN 35K MERRY GO ROUND! THANK YOUUUU EVERYONEEE

***

Pukul tiga sore hari ini adalah jadwal pertemuan dengan kedua orang tua Raka hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul tiga sore hari ini adalah jadwal pertemuan dengan kedua orang tua Raka hari ini. Kaki Gaia sudah gemetar sejak pagi, dia tidak bisa menatap mata Raka manakala si kecil menyentuh helaian rambut Gaia yang lembab karena matahari. Polos sekali dia bertanya kenapa Gaia kelihatan capek lalu menawarkan air putih. Kebaikan anak itu membuat Gaia merasa seperti pendosa kelas kakap.

Arjuna mengendalikan emosi lebih baik, tidak terlihat cemas atau gundah, namun dia memang menghindari Max sejak pagi. Max sempat mampir ke kelas pagi ini untuk mendiskusi kasus Raka ketika Max bicara yang Arjuna lihat adalah layar komputer. Tidak sopan.

Gaia sengaja datang lebih awal ke ruang konferensi untuk menenangkan diri. Ruang konferensi masih kosong, dia menghempaskan badan di kursi, menata laptop dan bukunya di meja lalu memejamkan mata. Terakhir kali dia duduk di sini, Max duduk tidak jauh darinya dan cowok itu belum terlihat seperti orang yang bisa makan manusia hidup-hidup.

Terdengar ayunan pintu bergerak, Gaia terlonjak kaget, dengkulnya menghantam punggung meja.

Sakit, sialan.

"You good?"Max muncul di ambang pintu, tangan kanan memegang kopi dan satu lagi membawa laptop.

"Yeah. Cuma kaget. Sorry." Gaia menggosok dengkulnya lalu duduk kembali. "Rapatnya masih setengah jam lagi. Kamu ngapain di sini?"

"Saya punya pertanyaan yang sama buatmu." Max meletakkan barangnya di sebelah Gaia. "Untuk apa kamu di sini so early?

Gaia mendengkus. "Oke, aku cuma perlu persiapan mental."

"It is gonna be okay, Gaia," ucap Max pelan. Duduk di sebelah Gaia, tangan kanannya melonggarkan dasi di kerah, Kakinya terjulur melewati kursi, separuh badan bersandar di punggung kursi putar, dia nampak... kewalahan.

Seksi...HEH! GAIA! . Kelopak mata tertutup, bulu mata merunduk tenang, napas beraturan di balik kemeja. Oo, tidurnya masih sama.

"Do you want me to leave?" tanya Gaia pelan, sudah siap bangun kalau atasannya mau istirahat sendiri.

"Does it matter?" tanya Max balik, matanya masih terpejam.

Gaia merengut heran. "Kalau kamu mau istirahat, aku bisa keluar beli kopi."

Max membuka sebelah mata. "Ini tidak apa-apa."

Maka Gaia bertahan di kursi, jadilah keduanya duduk dalam diam. Max dengan mata terpejam, kedua tangan bersandar di lengan kursi, sedangkan Gaia m mereka-reka apa yang bisa diucapkan ke orang tua Raka.

"Kamu berpikir keras sekali." Tahu-tahu Max sudah menatap Gaia dengan sinis.

"Loh, aku nggak ada ngomong apa-apa." Gaia merengut, tersinggung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Merry-Go-RoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang