nineteen

259 51 1
                                    

"Kenapa Ayahmu harus repot kemari?!"

Namjoon menarik sudut bibirnya mendengar Yoonji memberikan protes entah keberapa kalinya dalam hari ini pada Yoongi. Namjoon sebenarnya merasa gugup dan cenderung tak nyaman mengetahui Kepala Staf Angkatan Darat berkunjung ke batalyon tempatnya kini bertugas. Namun, kegelisahannya jelas tidak berarti apapun dibanding dengan Yoonji dan juga Yoongi. Saudara kembar itu terus saja bertanya alasan ayah mereka datang.

"Kau tanyakan sendiri padanya nanti!" balas Yoongi tidak mau tahu. "Dia Ayahmu!"

Yoonji mencebik kesal.

Sebenarnya Kepala Staf Angkatan Darat pergi ke Pulau Baengyeong atau markas pangkalan militer batalyon Nortwestern. Namun, pagi tadi Jungkook mengabarkan bahwa Jenderal Min Kyungho meminta seluruh perwira yang ada di pangkalan militer kompi untuk ikut merapat. Yang agak Namjoon herankan juga, sang jenderal meminta Seokjin ikut serta ke markas di Pulau Baengyeong.

Dengan menggunakan helikopter, perwira di Pulau Yeonpyeong beserta dengan Seokjin siang ini sudah tiba di Pulau Baengyeong dan saat ini Mayor Son Sungdeuk tengah bicara di ruangan tertutup dengan sang jenderal. Kini para perwira lain menunggu beserta Seokjin dan Namjoon di depan ruangan tersebut.

"Aku harus memanggil apa pada ayah Letnan Yoonji nanti?" tanya Seokjin ke Namjoon.

Namjoon melirik pada Seokjin yang berdiri di sampingnya. "Bukankah ayahmu dan ayah Yoonji berteman dekat?"

Seokjin mengangguk. "Tapi aku tidak kenal Min Kyungho-nim secara personal"

Namjoon manggut-manggut mendengarnya.

"Bagaimana kalau Pak Tentara?"

Seokjin mengerutkan alis tidak setuju. "Yang benar saja, Letnan Kim!"

Namjoon tertawa mendengar gerutuan dari Seokjin.

klekkk...

Pintu ruangan terbuka dan menampakkan Mayor Son Sungdeuk yang disambut gestur penghormatan militer dari para letnan itu.

"Masuklah!" ucapnya. "Jenderal Min sudah menunggu kalian di dalam!"

"Siap, Komandan!" jawab semua serentak.

Namjoon membuka pintu lalu menahannya agar semua dapat masuk ke ruangan itu dan kemudian menutupnya. Ia tersenyum tipis ke arah Seokjin saat tengah melintas. Namjoon bergabung dengan yang lainnya dalam posisi berdiri siap di depan sebuah meja dan kursi yang diduduki oleh Jenderal Min Kyungho itu.

"Hormat!" seru semua perwira itu.

Namjoon tersenyum tipis melirik Seokjin di ujung barisan tampak gugup karena tentunya tak akan memberikan gestur penghormatan yang sama seperti prajurit militer. Seokjin lalu menundukkan kepalanya sekilas untuk menyapa sang jenderal.

"Selamat datang!" sambut Jenderal Kyungho dengan nada suara beratnya yang sangat khas lalu menjulurkan satu lengannya untuk menunjuk ke deretan sofa di ruangan milik pimpinan batalyon itu. "Silakan duduk!".

"Baik, Terima kasih!" jawab Seokjin ceria.

"Tidak perlu. Terima kasih, Jenderal!" jawab para perwira itu serentak dengan suara bulat.

Seokjin yang semula hendak berbalik untuk duduk di sofa itu langsung mengurungkan niat. Ia berdehem malu dan kembali berdiri tepat di sebelah Yoonji seperti sebelumnya. Namjoon menahan senyuman geli melihat tingkah lucu yang Seokjin lakukan.

"Aku tidak akan lama di sini" ucap Jenderal Kyungho. "Aku kebetulan ditugaskan untuk ke batalyon ini dan kuputuskan bertemu dengan kalian sebentar"

"Dimengerti, Jenderal!" jawab para perwira itu serentak kemudian beralih dari posisi siap menjadi posisi istirahat di tempat dengan lengan di belakang tubuh dan satu tangan yang menggenggam pergelangan tangan lain lalu membiarkan kedua kaki agak berjarak.

Rewind [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang