five

394 51 5
                                    

content warning! 
suicide attempt 

"Hei! Namjoon-ah!"

Namjoon yang baru saja menginjakkan kaki lagi di pos unit logistik setelah dua belas jam melakukan patroli itu lalu menoleh ke arah Yoongi yang memanggilnya. Namjoon baru saja lepas dari piket patrolinya sementara Yoongi tampaknya bersiap piket patrolinya. Keduanya mengenakan setelan lengkap patroli berupa seragam militer terbalut tactical bodyvest lengkap dengan senjata yang sama. Sebagai perwira, Namjoon dan Yoongi tidak hanya dipersenjatai jenis laras panjang tetapi juga berhak mengantongi pistol jenis Glock-19.

"Ada apa?" tanya Namjoon sembari berdiri di depan Yoongi.

Yoongi tengah bersiap. Laki-laki itu tampak masih memangku helm taktikal miliknya tetapi atribut lain telah ia kenakan.

"Apa kau memiliki waktu luang lusa?" tanya Yoongi dengan nada suara agak canggung karena ini kali pertama mereka berbicara lagi satu sama lain usai keributan di hutan itu.

Namjoon tampak berpikir sejenak mencoba mengingat jadwal patrolinya dan juga jadwal kerja regulernya.

"Sepertinya aku kosong selama seharian itu" jawab Namjoon. "Kenapa?"

Yoongi menatap Namjoon yang saat ini masih mengenakan helm taktikal miliknya.

"Aku mau mengajakmu ke kawasan sipil"

"Kau mau menghajarku di sana?"

Namjoon bertanya dengan sarkas. Namun, ia sebenarnya tidak bermaksud menyudutkan rekannya itu. Namjoon hanya ingin mengerjai Yoongi. Sejak pertengkaran kecil mereka di tengah hutan itu, Namjoon tak mengobrol tentang apapun lagi dengan Yoongi.

"Aku mau mentraktirmu" jawab Yoongi lirih. "Anggap saja aku berusaha membuatmu senang"

Namjoon menarik satu sudut bibirnya ketika mendengar ajakan itu. Ini sudah jelas tentang keributan kecil mereka tiga hari lalu yang berakhir robeknya sudut bibir Namjoon.

"Aku tidak mau minum" jawab Namjoon lalu meninggalkan Yoongi untuk melepas helm taktikal yang ia pakai lalu menyerahkannya pada sersan unit logistik yang merupakan tangan kanan dari Jungkook.

"Kenapa?"

"Kau tahu, aku tidak kuat minum"

Ya. Namjoon memang tak kuat kalau minum alkohol dalam jumlah banyak. Ia sebenarnya bisa saja hanya minum sedikit. Namun, ia tak mau menunggu Yoongi yang maniak minum itu sampai puas. Yoongi bisa minum banyak dan Namjoon pasti bosan menunggunya.

"Ah, benar juga" tanggap Yoongi dibarengi bahunya yang merosot. "Tapi aku masih bisa membawamu ke kedai makan seafood"

Namjoon menaikkan alis mendengar tujuan keluar yang baru disebut Yoongi. Jungkook pernah bercerita bahwa kedai seafood yang ada di kawasan penduduk sipil itu sangat enak tetapi Namjoon belum sempat datang. Ia beruntung karena akan pergi ke kedai itu dengan uang dari Yoongi meski telah dibayar dengan sebuah pukulan keras di wajahnya.

"Baiklah" putus Namjoon menyetujuinya.

Yoongi tersenyum kecil mendengar yang baru dikatakan Namjoon. Ada perasaan kelegaan di hatinya mendengar jawaban Namjoon.

Sebenarnya masing-masing dari keduanya telah merasa bahwa pertengkaran di tengah hutan itu tidak perlu diperpanjang. Namun, Namjoon jelas merasa canggung mendekati Yoongi lebih dulu karena telanjur malu akan sikap indisiplinernya. Sementara itu, Yoongi juga tak enak hati mendekati Namjoon dulu karena merasa bersalah sudah kelepasan menghajar laki-laki itu karena emosi yang telanjur memuncak. Keduanya memang tak bisa memusuhi satu sama lainnya.

Rewind [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang