twenty three

222 45 11
                                    

"Kapal 136 milik angkatan laut terlibat kontak senjata dengan kapal dari Utara"

Namjoon bernapas tersengal setelah berlari dengan kencang menuju ke pos utara patroli pangkalan militer Pulau Yeonpyeong itu. Pos pemantauan itu sudah sangat ramai usai dua buah kapal berukuran sedang yang diketahui milik Korea Utara itu mendekat ke arah batas laut antar negara.

Namjoon masih di pangkalan barat ketika ia mendapat kabar jika kapal dari angkatan laut tipe menengah dikirim untuk memberikan peringatan. Namjoon bersiaga memantau perkembangan situasi waspada yang terjadi. Tembakan air peringatan telah diberikan oleh kapal angkatan laut. Namun, dua kapal milik Korea Utara itu justru terus melaju memasuki wilayah perairan Korea Selatan.

Namjoon langsung menuju pos pemantauan utara begitu mengetahui kalau Pangkalan batalyon Baengyeong tidak mengizinkan ada tembakan senjata diluncurkan. Namun, tidak berselang lama justru kapal militer dari Korea Utara yang mulai menembaki kapal angkatan laut Korea Selatan. Perintah bertahan dan menyelamatkan diri serta izin melakukan penyerangan balik telah diturunkan.

Pertempuran tidak terhindarkan.

Namjoon menggantikan posisi Yoongi yang tengah patroli. Sementara itu, Yoongi sudah berpindah menuju instalasi artileri yang ada di seluruh sisi utara dari Pulau Yeonpyeong. Aktivitas pergerakan artileri di Kaemori atau wilayah terluar Korea Utara yang langsung berhadapan dengan Pulau Yeonpyeong itu meningkat. Merespon situasi tersebut, status di Pangkalan kompi Yeonpyeong dinaikkan menjadi darurat dan siap atas kemungkinan terburuk yaitu pecahnya pertempuran.

"Apa Kapal 136 masih bisa melaju?"

Namjoon menghentakkan kaki dengan kesal ke lantai. Serangan yang dilakukan Korea Utara ke Pulau Yeonpyeong ini mendadak. Kejadian serangan lain yang sudah pernah terjadi biasanya diawali dengan ketegangan yang berlangsung selama beberapa hari. Namun, kali ini tidak seperti itu. Mendadak ada rangkaian aktivitas yang mencurigakan dari pos artileri Korea Utara dan disusul dengan peluncuran dua kapal ke garis batas.

"Masih melaju tetapi kecepatannya lambat, Komandan!" jawab prajurit yang bertugas di bagian pemantauan radar.

Namjoon mencoba mencerna situasi ini. Jika firasat buruknya terjadi, maka akan sangat mengerikan. Peluncuran dua kapal itu hanya sebuah pemantik atau juga pengalih situasi. Sementara itu, deretan bom artileri yang ada di Kaemori sudah disiapkan untuk segera menggempur Pulau Yeonpyeong saat prajurit militer Korea Selatan tengah berfokus pada serangan kapal di perbatasan Laut Kuning.

"Letnan Dua Lee dilaporkan terjatuh dari atas kapal setelah terkena tembakan senjata!"

Namjoon lalu menoleh pada seorang prajurit yang bertugas di alat komunikasi.

"Apa Kapal 136 sudah bergerak berputar balik untuk kembali?" tanya Namjoon mulai panik usai mendengar laporan barusan.

"Sudah, Komandan!" jawab prajurit itu tegas. "Kapal 136 diminta bermanuver kembali lalu Kapal 137 dan 139 sudah diluncurkan"

Namjoon menggeram mendengar laporan itu. Meski bertugas di angkatan darat, ia juga tahu tipe kapal milik angkatan laut yang ada di Pulau Yeonpyeong. Kedua kapal tersebut berukuran besar dan pasti sulit untuk segera melakukan evakuasi terhadap Letnan Dua Lee yang tidak sengaja jatuh dari Kapal 136. Salah satu kapal pasti ditugaskan melakukan pertahanan dan serangan balik. Kapal yang satunya lagi akan mengawal kapal 136 untuk bermanuver kembali ke Pulau Yeonpyeong.

"Bagaimana dengan evakuasi Letnan Dua Lee?" tanya Namjoon lagi. "Dia dilaporkan masih hidup, bukan?"

"Masih, Komandan!" jawab prajurit itu."Kapal berukuran kecil akan segera dikirim untuk evakuasi segera"

Rewind [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang