eleven

324 43 7
                                    

"Kalian harus setuju kalau aku cantik!"

Namjoon menggelengkan kepalanya heran akan ucapan Jungkook barusan. Juniornya itu hari ini tidak mengenakan seragam militer karena berniat menemui remaja perempuan yang merupakan pelarian dari Korea Utara itu. Jungkook sejak tadi terus bersikap centil dan bertanya pada Namjoon dan Yoongi soal penampilannya hari ini.

Jungkook mengenakan kaus lengan pendek berwarna hitam dengan garis-garis putih lalu mengenakan celana kain hitam longgar. Dia juga mengenakan jepit pita navy di rambut potongan pendek ala militer itu.

Namjoon sebenarnya setuju kalau Jungkook terlihat berbeda tanpa pakaian militernya. Ia biasanya memandang Jungkook itu juniornya yang bisa dijahili. Namun, melihat Jungkook yang tampak lebih manis dengan pakaian simpel seperti ini membuat Namjoon sadar kalau juniornya tetaplah gadis yang manis.

"Kau berisik sekali hari ini" keluh Yoongi pada Jungkook yang sejak tadi menempeli dirinya dengan akrab dan juga lengket mirip prangko pada sebuah surat.

"Kau belum mengakuiku cantik, Senior!" gerutu Jungkook pada Yoongi agak kesal.

Namjoon sebenarnya baru kembali dari dua belas jam patroli malamnya. Ia tidak sengaja bertemu Jungkook dan Yoongi di barak lalu berakhir dirinya mengikuti keduanya pergi ke klinik. Jungkook ingin bertemu anak itu dan Yoongi akan menemui pria asing itu bersama Yoonji. Namun, Namjoon tidak mengira kalau keikutsertaannya juga membuatnya terlibat mendengarkan celotehan Jungkook.

"Kau mau mendengar ada yang mengakuimu cantik, Jungkook-ah?" tanya Yoongi serius.

Jungkook mengangguk sebagai jawaban.

"Coba kau tanyakan pendapat dari Dokter Taehyung kalau begitu!"

Jungkook yang semula tersenyum lebar dan menunjukkan gigi kelincinya itu seketika itu juga merengut pada Yoongi. Ia selalu punya kesempatan diledek oleh seniornya.

"Jangan membawa-bawa namanya terus!" protes Jungkook kesal pada Yoongi. "Itu tak akan lucu lagi kalau Dokter Taehyung tahu. Bagaimana kalau dia merasa tak nyaman?"

"Tidak nyaman bagaimana?" tanya Namjoon masuk ke dalam obrolan itu sambil terus ikut melangkah menuju bangunan klinik yang kini sudah mulai terlihat.

"Barangkali Dokter Taehyung sudah memiliki pacar di Seoul"

"Kau harus berani merebutnya kalau begitu!" celetuk Yoongi dengan asal-asalan.

Namjoon dan Jungkook sontak menoleh ke arah Yoongi dengan pandangan melotot yang terkejut mendengar penuturan letnan itu.

"Yang benar saja!" gerutu Jungkook kesal.

"Pertahanan yang baik adalah menyerang!"

"Kau pikir ini sepak bola?!" balas Namjoon dengan kekehan pada rekannya itu.

Yoongi memberikan cengiran pada Namjoon.

"Jangan bilang Dokter Jimin punya pacar dan kau berniat merebut!" seru Jungkook keras dengan tiba-tiba dengan nada menuduh.

"Tidak" balas Yoongi tetap menjawab seruan pertanyaan Jungkook meski mengganggu. "Dokter Jimin tidak punya pacar"

"Berarti kau serius akan mendekati Dokter Jimin, Senior?" tanya Jungkook penasaran.

Yoongi membuang napas santai. "Itu kalau Dokter Jimin juga tidak keberatan"

Jungkook kini membulatkan mulutnya takjub saat mendengar jawaban seniornya itu.

"Kau sungguhan laki-laki yang gentle, Senior Yoongi!" seru Jungkook masih terkesima.

Namjoon terkekeh sambil menggelengkan kepala melihat interaksi rekan satu kompinya itu. Hidupnya di pangkalan ini tidak mungkin membosankan dengan adanya mereka.

Rewind [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang