twenty

264 46 7
                                    

"Aku harus mengirim salah satu dari kalian"

Namjoon dan Yoongi berdiri bersebelahan di hadapan Mayor Son dengan posisi istirahat di tempat khas militer itu. Ia dan rekannya pada pagi hari ini dipanggil oleh pimpinan tertinggi dari pangkalan militer itu ke ruangannya.

"Jadi, hanya salah satu dari kami?" ulang Yoongi memastikan informasi barusan.

Mayor Son menganggukkan kepala tegas.

"Biasanya memang audit dan evaluasi rutin ini hanya akan mengirimkan satu orang dari setiap kompi sebagai perwakilan untuk hadir secara langsung di markas pusat"

"Lalu siapa yang akan dikirim dari kami?" tanya Namjoon dengan penasaran.

Mayor Son menatap kedua letnan muda yang berasal dari korps berbeda. Pria paruh baya itu menghela napasnya berat dan duduk di pinggiran meja kerjanya berhadapan dengan jarak dekat pada kedua anak buahnya itu. Ini jelas pertimbangan berat baginya mengingat posisi dua letnan tersebut merupakan anak dari orang berpengaruh di pemerintahan.

"Aku memikirkannya semalaman" ujar Mayor Son setelah menghela napas panjang. "Aku menimbang kecakapan dan juga kepentingan kalian berdua di pangkalan ini dan di markas pusat sana nantinya"

Namjoon dan Yoongi melirik satu sama lain.

"Letnan Satu Min tak bisa sembarangan pergi meninggalkan kompi karena basis fokus kita di pangkalan ini adalah pertahanan dan juga serangan artileri jarak jauh"

Keduanya menganggukkan kepala setuju.

Dalam operasi militer, korps infanteri adalah queen of the battle karena berada di paling depan dari pasukan tempur dan tugasnya melakukan penaklukan dan pendudukan di wilayah musuh. Korps infanteri didukung oleh korps artileri yang menyerang dengan senjata berat dan juga korps kavaleri yang melakukan serangan dukungan dengan kendaraan tempur.

Akan tetapi, situasi di pangkalan militer pada Pulau Yeonpyeong berbeda. Unit utamanya adalah artileri. Hal tersebut karena serangan yang biasa terjadi dari Utara ke Yeonpyeong adalah jenis tembakan artileri. Sangat jarang terjadi penyerangan secara langsung seperti pengepungan sehingga keberadaan prajurit artileri jauh lebih penting. Prajurit infanteri hanya sebagai dukungan dan penjagaan.

"Maka dari itu, aku akan mengirim Letnan Satu Kim untuk urusan itu. Bagaimana?" tanya Mayor Son. "Apa kalian ada keberatan dengan keputusan itu?"

Namjoon dan Yoongi saling melirik lagi.

"Tidak, Komandan!" jawab Yoongi dengan tegas lebih dulu.

Pandangan Mayor Son beralih ke Namjoon.

"Siap, Komandan!" jawabnya tanpa ragu.

Mayor Son menganggukkan kepala sekilas.

"Baiklah, aku akan mengirimmu ke markas pusat angkatan darat di Seoul minggu depan selama tiga hari dua malam!"

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎♡▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

"Sungguh? Kau akan ke Seoul, Letnan Kim?!"

Namjoon menjauhkan ponselnya dari telinga usai Seokjin memekik dengan suara keras dan nada yang tinggi hingga memekakkan telinganya. Namjoon meringis sejenak dan ia bersyukur sudah selesai memakan ramyeon panas itu. Jika tidak ia mungkin akan segera menumpahkannya karena terkejut.

"Ya. Aku akan ke Seoul pekan depan, Dokter Kim" jawab Namjoon membenarkan.

"Astaga! Aku senang sekali!"

Lagi-lagi Namjoon harus menjauhkan ponsel miliknya. Beruntungnya Namjoon sendirian di ruang kerjanya malam ini sehingga tak ada orang lain yang ikut terkejut karena pekikan dengan nada tinggi dari Seokjin itu.

Rewind [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang