fifteen

598 63 5
                                    

"Kita berada di pilihan masing-masing"

Namjoon melirik ke arah Yoongi yang saat ini tengah menyetir mobil SUV itu. Mereka siang ini tengah berkendara keluar dari pangkalan militer. Namjoon sejak tadi hanya diam dan menyimak ucapan Yoongi yang mengajaknya membicarakan beberapa hal cukup serius, termasuk juga hubungan asmara mereka.

Mereka sendiri tengah menuju ke salah satu rumah penduduk sipil. Pagi tadi, Taehyung tiba ke pangkalan militer untuk menjemput Jimin. Dokter gigi muda itu kemudian malah membawa Seokjin ikut keluar dari pangkalan militer juga. Sebenarnya Taehyung bisa saja mengantar kedua rekan sejawatnya kembali ke pangkalan militer. Namun, Yoongi sudah lebih dulu menawarkan dirinya menjemput kedua dokter itu. Namjoon sendiri ingin ikut karena sedang ada waktu luang sore ini.

"Baik, kalau begitu kita telah sepakat untuk mengabaikan perjodohan konyol itu?" tanya Namjoon memastikan sekali lagi.

"Aku hanya menganggap itu sebagai rumor bodoh" tanggap Yoongi kemudian perlahan membelokkan setir mobil di persimpangan.

Namjoon melirik kembali pada rekannya. Ia sebenarnya sudah cukup lama berpikir soal perjodohan itu. Namjoon sendiri tak pernah ambil pusing soal obrolan ringan dari Kepala Staf Angkatan Darat atau Jenderal Min yang mengatakan bahwa dirinya tertarik untuk menjadikan Namjoon sebagai menantunya. Di mata Namjoon, Min Yoonji hanyalah junior baginya dan tidak akan lebih dari itu.

Namjoon lebih mengkhawatirkan rumor dari Seokjin dan Yoongi.

Presiden Kim Sihyuk dengan Jenderal Min Kyungho merupakan teman akrab. Namjoon agak cemas membayangkan jika hubungan dirinya dengan Seokjin nantinya terjegal oleh rencana perjodohan tersebut. Namjoon tidak mau melepaskan Seokjin begitu saja. Apalagi menyerahkan gadis cantik itu pada rekannya sendiri. Namjoon tidak akan membiarkan itu.

"Kau yakin tidak akan menghajarku karena aku menolak adikmu demi mengejar calon tunanganmu, bukan?" tanya Namjoon iseng dengan nada suara yang bercanda.

"Aku tidak akan menahan diri menembakkan misil balistik padamu kalau kau juga sekalian mendekati Park Jimin"

Namjoon tertawa mendengar tanggapan dari rekannya barusan.

"Situasi selalu membuat kita berdua harus bersaing. Padahal kita menikmati hubungan pertemanan yang santai ini" kekeh Namjoon.

"Apa kau sudah mempersiapkan serangan untuk mengalahkanku dalam pertempuran kenaikan pangkat ini?"

Namjoon menyeringai tipis ketika mendengar ucapan dari Yoongi barusan.

"Kapten Kim Namjoon..." gumam Namjoon pelan sambil menerawang keluar dari jendela mobil mengamati permukiman warga sipil. "Kedengarannya bagus, bukan?"

"Kapten Min Yoongi terdengar lebih bagus"

Namjoon tertawa keras menanggapinya. Ia dan Yoongi memang memiliki tujuan yang sama berada di pulau ini untuk berebut kenaikan pangkat menjadi kapten itu.

"Bukankah itu mereka?"

Namjoon mengangguk membenarkan yang Yoongi tebak ketika mobil SUV yang mereka naiki mendekat pada sebuah rumah dekat dengan pelabuhan itu. Yoongi yang menyetir lalu menepikan mobil mendekat pada kedua perempuan manis yang kini tengah berdiri di sana sambil mengobrol memandangi sebuah pohon. Namjoon dan Yoongi sama tersenyum saat melihat kedua dokter itu.

Seokjin terlihat cantik mengenakan kaus knit berkerah berwarna coklat susu dengan garis hitam dan celana kain hitam. Jimin sendiri mengenakan kemeja putih bergaris lengan pendek dipadukan rok white jeans.

Yoongi menghentikan mobil di seberang dari kedua dokter yang masih asyik berbincang itu. Keduanya kemudian turun dan berjalan menghampiri para gadis yang asyik tertawa entah membicarakan tentang apa.

Rewind [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang