one

891 63 11
                                    

"Seokjin-ssi, sadarlah!"

Namjoon menggumamkan kalimat itu sambil menepuk berulang dengan hati-hati pipi dari seorang perempuan yang kini terbaring tidak sadarkan diri karena mabuk berat di bangku penumpang belakang mobilnya. Perempuan bernama Seokjin itu hanya diam meringkuk dengan mata terpejam. Namjoon agak takut sesuatu terjadi pada Seokjin mengingat jika perempuan itu merupakan anak bungsu dari presiden petahana di Korea Selatan.

Namjoon baru saja menjemput paksa Seokjin dari kelab malam langganannya. Ia langsung membawa perempuan itu kembali ke rumah dinas kepresidenan sebelum nanti pemimpin tertinggi di Korea Selatan itu pulang pasca kunjungan dinasnya. Ia memarkirkan mobil hyundai SUV miliknya di halaman belakang agar tak menimbulkan kegaduhan.

Namjoon mulai kehabisan akal bagaimana cara agar Seokjin terbangun dan setidaknya kembali ke kamarnya dengan segera tanpa diketahui oleh sang Ibu Negara.

"Seokjin-ssi, kumohon sadarlah!" pintanya lagi dengan nada putus asa sambil menepuk lembut pipi gadis itu kembali.

Namjoon mendengus kesal menyaksikan jika Seokjin ternyata tak semabuk itu. Perempuan itu justru semakin bergelung nyaman dengan jaket milik Namjoon yang tadi ia berikan saat masih di diskotik. Bagaimana tidak? Seokjin hanya mengenakan crop top tanpa lengan yang memperlihatkan belahan dadanya dan mengenakan skinny jeans. Rambut sebahu miliknya bahkan berantakan. Namjoon tak bisa bayangkan kalau Ibu Negara melihat putri bungsunya seperti ini.

"Aku tahu kau sadar!" desis Namjoon lantas menjentikkan jarinya di dahi Seokjin.

"Aw!"

Namjoon terkekeh pelan usai berhasil membuat perempuan itu bersuara. Ia memperhatikan wajah cantik dari Seokjin yang memiliki kulit seputih susu, mata yang mirip rusa betina, hidung mancung dan bibir tebal kemerahan.

"Jaketmu nyaman sekali, Letnan Kim!" bisik Seokjin dengan suara lirih dengan bibirnya yang menampilkan senyum jahil kemudian mengusakkan wajahnya pada jaket milik Namjoon itu. "Aku suka aroma tubuhmu!"

Namjoon mendengus tak percaya mendengar Seokjin masih sempat bertingkah jahil ketika hidupnya sedang diambang masalah.

"Sihyuk-nim, akan segera kembali ke sini" ujar Namjoon mengingatkan sekaligus juga menyadarkan Seokjin. "Kau harus kembali ke kamarmu sebelum mendapat masalah"

"Ayahku tidak akan tega memarahiku" kilah Seokjin masih asyik mengendus jaket parka berwarna hijau tua milik Namjoon itu.

Namjoon mencoba untuk lebih sabar dalam membujuk Seokjin. Lagipula ini bukan kali pertama baginya membawa Seokjin pulang secara paksa dari diskotik favoritnya. Namun, tiada hari baginya untuk tak merasa frustasi akan tingkah luar biasa dari gadis itu.

"Sebenarnya apa yang harus aku lakukan agar kau mau menurut padaku?" gumam Namjoon pada Seokjin dengan suaranya yang terdengar mulai putus asa.

"Aku akan mendengarkan perkataanmu dan menurutimu kalau kau melakukan satu hal"

"Apa?"

Seokjin memejamkan matanya dengan bibir yang terkuncir kemudian memajukan kepala agar mendekat pada Namjoon.

"Kau harus menciumku dulu!" tantangnya dengan ekspresi menggoda.

Namjoon memutar bola matanya tak percaya akan apa yang putri bungsu presiden itu baru katakan. Ia menangkup bibir Seokjin dengan tangannya hingga gadis itu memekik kesal. Namjoon kemudian menyelipkan tangannya pada masing-masing ketiak Seokjin lantas ia mengangkat tubuh perempuan itu keluar dari dalam mobilnya.

"Turunkan aku!" teriak Seokjin kencang dan sukses membuat Namjoon menurunkannya.

Bukan karena Namjoon takut akan perintah dari putri bungsu presiden Korea Selatan itu. Namun, Namjoon tak mau ambil risiko jika tim pengamanan presiden mendadak keluar dari pos mereka karena teriakan barusan.

Rewind [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang