three

429 47 8
                                    

"Ada banyak dokter muda dan cantik!"

Namjoon tertawa mendengar bagaimana hari ini Hoseok sangat bersemangat berkomentar atas kedatangan tim relawan medis dan juga dokter militer di pangkalan itu.

"Siapa paling cantik diantara ketiganya?" tanya Namjoon dengan iseng pada Hoseok.

Hoseok tampak berpikir meskipun ia tetap melangkahkan kakinya beriringan dengan komandannya itu.

Hari ini adalah pengambilan darah untuk tes laboratorium rutin yang bertujuan memantau kondisi kesehatan prajurit agar tetap prima dalam bertugas di perbatasan. Peleton dari Namjoon sendiri mendapatkan giliran pagi bersamaan dengan peleton dari Yoongi di unit artileri. Pasalnya, peleton mereka akan naik jaga patroli siang nanti.

"Dokter gigi Park Jimin cantik" komentar Hoseok. "Dia kecil dan menggemaskan. Suaranya juga halus dan lembut. Apa kau juga memperhatikannya, Letnan Kim? Dia punya tangan dan jari yang mungil"

Namjoon sontak tertawa mendengar cara Hoseok mendeskripsikan dokter gigi yang bernama Park Jimin itu.

"Berarti kau paling suka dengan dia?"

Hoseok menggeleng. Ia menoleh ke arah kiri dan kanan seolah memastikan tidak ada lagi yang akan mendengar perkataannya setelah ini selain Namjoon saja.

"Aku paling suka Letnan Dua Dokter Min"

Namjoon mengerutkan dahi mendengar apa yang baru dibisikkan Hoseok padanya. Ia lalu menatap sersan itu keheranan sambil terus berjalan. Namjoon mulai mempertanyakan cara berpikir dari rekan satu peletonnya itu.

"Kau tidak salah bicara, bukan?" tanyanya masih keheranan.

Hoseok menggeleng pada komandannya itu. "Kenapa memangnya, Letnan Kim?"

"Kau tidak lihat kalau Yoonji menyeramkan?" tanya Namjoon bermaksud menyadarkan.

"Ya, Letnan Dua Min memang terlihat cukup menyeramkan kadang-kadang" ujar Hoseok manggut-manggut karena berpikir kembali. "Tapi bukankah justru daya tariknya ada di situ? Dia keren karena seorang prajurit dan dokter disaat bersamaan. Letnan Dua Min harus membela negara dan melawan musuh tetapi dia juga harus menyelamatkan nyawa orang tanpa peduli jika itu musuh"

Namjoon benar-benar tidak habis pikir akan jalan pemikiran dari sersan satu itu. Namun, dia bisa memahami kekaguman Hoseok pada saudara kembar dari Min Yoongi itu.

"Kalau begitu kau harus mendekatinya" ujar Namjoon memberi saran.

Hoseok menghela napas panjang mendengar saran tak masuk akal dari komandannya itu.

"Itu tidak mungkin terjadi, Letnan Kim!" tolak Hoseok keberatan. "Prajurit pangkat tengah sepertiku tak pantas untuk Letnan Dua Min"

"Kau harus percaya pada dirimu sendiri dan menunjukkan dirimu pantas!" hibur Namjoon sambil menepuk-nepuk punggung Hoseok.

"Letnan Dua Min akan lebih cocok bersanding dengan perwira terbaik seperti dirimu ini, Letnan Kim!"

Namjoon sontak menaikkan alis mendengar Hoseok malah menyeret dirinya seperti itu. Ia menggelengkan kepalanya dengan dramatis.

"Yoonji bukan tipeku"

Hoseok mengerutkan dahinya kebingungan. "Tapi Letnan Dua Min tidak hobi minum dan mabuk-mabukan, dia juga tidak senang ke kelab malam dan tidak suka menggoda pria"

Astaga, Namjoon hampir tersedak ludahnya sendiri mendengar ucapan Hoseok barusan. Ia menepuk dadanya pelan lalu menatap heboh pada sersan itu sambil mendengus.

"Jangan membahas itu lagi!" pintanya geli.

Namjoon menggelengkan pelan kepalanya yang mendadak terasa pening. Bagaimana bisa Hoseok masih teringat pembicaraan di antara mereka beberapa pekan lalu itu.

Rewind [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang