40

2.9K 354 23
                                    

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!














"Aku mau tidurin Chika dulu," pamit Shani pada Cio.

"Ya udah, nanti kesini lagi kan?"

"Iya, nidurin doang. Kasian kalo dia tidur kaya gini pasti gak nyaman."

"Kak Cio jangan khawatir, ada aku yang jagain Chika. Nanti aku temenin tidur juga." Ucap Jinan.

"Euh," Shani meraup wajah Jinan dengan tangan kanannya.

"Seneng kan kamu?" Ujar Shani.
Sementara Jinan hanya menampilkan deretan giginya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Emang maunya dia mah." Imbuh Shani.

"Udah udah," lerai Cio.

"Bentar aku mau cium anakku dulu." Cio pun berpindah tempat duduk disamping Shani.

"Muachhh... Bobo yang nyenyak ya sayangnya papa." Cio mencium seluruh wajah Chika. Gadis kecil itu nampak tidur nyenyak dipangkuan Shani.

"Pelan-pelan ih kamu kiss nya kekencengan, nanti bangun lagi kasian..." Tegur Shani.

"Mana ada ya, uh gemes aku sama kamu. Posesif banget sama anak aku tuh." Cio menoel hidung Shani.
Jinan terus memperhatikan mereka, sepertinya ada gelagat yang aneh dari keduanya.

"Ekhem ekhem... Mohon maaf disini masih ada saya yang hidup. Dunia milik kalian berdua kah???" Sarkas Jinan.

"Apaan sih dek?" Ucap Shani yang mulai merasa malu interaksinya bersama Cio diperhatikan oleh adiknya itu.

"Kamu tunggu dulu ya, paling bentar lagi papa sama mama kesini." Pinta Shani pada Cio.

"Iya." Jawabnya singkat.

"Kak, biar adek aja yang gendong Chika. Pliiissss..." Tangan Jinan sudah bersiap menopang tubuh Chika.

"Nggak ya! Nanti jatoh lagi, udah sana jalan duluan." Omel Shani.

"Pelit banget si," Gumam Jinan. Dengan menghentakkan kakinya Jinan berjalan lebih dulu. Shani mulai berdiri perlahan.

"Berat ya?" Tanya Cio.

"Nggak ko, udah biasa kaya gini mah." Jawab Shani.

"Makasih ya." Ucap Cio. Shani pun berlalu meninggalkan Cio sendiri diruang tamu. Jujur saja perasaan Cio kini sangat gelisah, meskipun Keenan sudah merestui hubungannya dengan Shani. Tapi tetap saja Cio harus meminta Shani secara langsung pada Keenan untuk dia persunting. Tangannya mulai gemetar dan terasa dingin, kakinya tak henti bergerak, gugup sudah pasti karena ini bukanlah hal yang main-main.

"Cio," panggil Keenan.

"Om." Cio berdiri dan berjabat tangan dengan Keenan.

"Udah lama?" Tanya Keenan, mereka kini duduk bersama.

"Lumayan Om." Jawab Cio.

"Mam, mana minumannya?" Teriak Keenan pada Imel.

"Iya ini pah," Imel datang dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman.

"Diminum Cio." Titah Imel, lalu duduk disamping Keenan.

"Iya Tan, makasih." Ucap Cio.

"Katanya Chika juga ikut ya? Mana dia?" Tanya Keenan sambil mengedarkan pandangannya.

"Tidur om, Shani bawa Chika ke kamar."

"Ck, padahal om pengen banget main sama dia." Ucap Keenan, lalu dia mengambil satu gelas minuman yang ada dihadapannya dan meminumnya. "Jadi, apa maksud kamu datang kesini malem-malem Cio?" Lanjut Keenan.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang