Yura menghela napas kasar, mengalihkan tatap ke arah depan. Mengabaikan Jungkook yang masih terlihat shock dan bingung dengan apa yang barusan Yura katakan padanya.
"Aku pernah melihat mama berbicara serius dengan om tampan di toko."
Yura berucap dengan raut yang kecewa.
"Mama terlihat marah, tapi om tampan seperti berusaha menyakinkan mama. Aku tidak tahu mereka berbicara apa, tapi saat aku ingin pergi, aku mendengar om tampan bilang jika masih mencintai mama."
Jungkook tidak dapat berkata-kata. Hari ini Yura banyak memberikan kejutan padanya. Ia pikir selama ini Yura tidak tahu apa-apa. Tapi ternyata, ia lebih tau banyak hal dibanding dirinya.
"Pa, apa om tampan papa kandungku?" Tanyanya seraya menatap ke arah Jungkook.
"Iya, dia adalah papa kandungmu."
Yura kembali menghela napas berat. Ia tidak tahu harus merasa senang atau tidak setelah mendengar fakta itu. Tapi di dasar hatinya, ia merasa kecewa.
"Berarti selama ini mama membohongi kita, Pa. Apa papa akan membenci mama?"
Yura menatap Jungkook dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Entahlah. Papa tidak tahu apakah papa membenci mamamu atau tidak. Papa hanya merasa tidak bisa lagi percaya padanya. Papa sangat kecewa."
Yura menganggukkan kepalanya. Ia paham apa yang papanya rasakan karena ia pun kini merasakan hal yang sama. Ia sangat kecewa karena merasa dibohongi oleh mamanya sendiri. Tapi ia juga tidak bisa untuk membenci. Bagaimana pun wanita itu akan tetap menjadi mamanya, menjadi wanita yang berjasa karena melahirkan serta membesarkan dirinya.
"Aku juga sangat kecewa dengan mama." Ucapnya.
Jungkook mengulurkan tangannya untuk mengelus surai Yura. Ia berusaha memberikan ketenangan padanya.
"Pa, apa menjadi orang dewasa sangat merepotkan?"
Yura bertanya dengan wajah polosnya. Jungkook yang melihat itu pun tak dapat menahan tawanya.
"Ya, jadi dewasa memang sangat merepotkan. Makanya jangan tumbuh terlalu cepat ya?"
Yura menganggukkan kepalanya. Ia merasa bersyukur karena ia sekarang menjadi bocah yang berusia 10 tahun (meski sebentar lagi sudah beranjak ke 11 tahun). Baginya menjadi dewasa sangat merepotkan dan penuh dengan masalah. Lihatlah, baik di drama-drama yang sering ia lihat, maupun di kehidupan nyata, semuanya penuh dengan masalah. Ia jadi tidak ingin tumbuh dengan cepat. Ia ingin banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya yang lebih menyenangkan dari orang dewasa.
"Oh iya, Papa belum menjawab pertanyaanku tadi."
Jungkook jadi lupa, pertanyaan yang mana?
"Apa papa menyukai TaeTae?"
Ah, pertanyaan itu ternyata. Jungkook pikir Yura sudah lupa, tapi ternyata masih ingat saja.
"Oh itu..." Jungkook mengusap tengkuknya seraya menatap ke sembarang arah.
"Papa tidak perlu ragu. Sebenarnya aku tahu kalau papa dan TaeTae sangat dekat." Lanjutnya.
Jungkook menatap Yura dengan raut tak percaya. Apa selama ini Yura sudah mengetahui hubungan terlarangnya bersama Taehyung?
"Aku sempat marah dan cemburu sama TaeTae karena papa lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya. Aku bahkan hampir membencinya, tapi ternyata tidak bisa."
Anak itu menundukkan kepalanya. Jungkook tidak berani memberikan tanggapan apapun karena sepertinya dia belum menyelesaikan ucapannya.
"Apalagi setelah aku tahu mama memiliki hubungan dengan om tampan, aku merasa tidak adil jika hanya membenci TaeTae. Sedangkan aku tidak bisa membenci om tampan. Dia orang yang baik."