Setelah menjalani sidang keluarga yang cukup menegangkan tadi, kini hubungan Taehyung dengan Jennie menjadi canggung. Sejak lima belas menit mereka duduk bersama di ruang TV, tak ada satu pun dari mereka yang mau memulai obrolan.
"TaeTae, aku ingin juice seperti yang tadi pagi." Yura mendekat dan bergelayut manja di lengan Taehyung, membuat Jennie melirik ke arah mereka.
"Juice buah tadi pagi? Itu buatan papamu, Sayang. Coba kamu minta ke papa untuk buatkan."
Yura menatap Taehyung, lalu kemudian menganggukkan kepala. "Oh, baiklah."
Ia tersenyum dan kemudian berlari ke arah Jungkook.
"Kok bisa anak itu tidak membencimu? Apa dia tidak tahu kalau kamu penyebab orang tuanya pisah?" Jennie berucap dengan nada yang sarkas. Taehyung yang mendengar pun merasa jengah, tapi ia tetap mencoba untuk bersabar dan tidak terpancing oleh kata-katanya.
"Yura sudah tahu. Bahkan dia tahu lebih dulu dibandingkan kamu."
Jennie menegakkan tubuhnya dan menatap adiknya tak percaya.
"Bagaimana bisa?" Tanyanya.
Taehyung menghela napas dan mengubah arah duduknya menghadap pada sang kakak.
"Kamu ibunya, tapi tak banyak hal yang kamu tahu tentang dirinya. Selama ini Yura memperhatikan kita semua. Dia tahu semuanya, termasuk hubunganmu dengan kak Ji Yong."
Jennie terpaku mendengarnya. Ia sama sekali tidak kepikiran kalau hubungannya dengan Ji Yong diketahui oleh anaknya.
"Yura bahkan bilang pada Kak Jungkook kalau dia tidak bisa membenciku karena mamanya juga melakukan hal yang sama denganku. Dia hanya berusaha bersikap adil pada kita." Lanjut Taehyung.
"Tapi jika dia ingin adil, kenapa dia hanya menghukumku? Harusnya dia juga menghukum kamu dan Jungkook."
Taehyung menghela napas kasar. Capek sekali rasanya memberikan penjelasan sama kakaknya ini. Dia tidak mau introspeksi diri, parahnya lagi dia tidak ingin disalahkan. Dia selalu ingin dianggap benar dan selalu memposisikan dirinya sebagai korban.
"Kak, kamu sudah membohongi Yura selama hampir 10 tahun. Kamu pisahkan dia dengan ayah kandungnya. Kamu juga menyakiti seseorang yang selama ini sangat Yura sayang, yaitu kak Jungkook. Apa menurutmu setelah semua itu, Yura akan mudah memaafkanmu?"
Taehyung beranjak dari duduknya. Ia merasa kesal berhadapan dengan sang kakak yang keras kepala.
"Ini yang membedakan antara aku dan kamu, Kak. Meski kita sama-sama bersalah, setidaknya aku sadar dengan kesalahanku dan mau mengakui itu. Tapi kamu? Ah sudahlah, silakan kakak pikirkan semuanya sendiri."
Setelah itu Taehyung meninggalkan Jennie yang masih diam di tempatnya. Semua omongan adiknya barusan terasa seperti sebuah tamparan yang menyakitkan baginya.
"Ucapan Taehyung barusan benar. Aku hanya terlalu pengecut karena tidak ingin mengakui kesalahanku."
***
Jungkook menatap bunda yang terlihat duduk sendirian di depan kontrakan. Ia dengan segala inisiatifnya berjalan mendekat, lalu duduk di sebelahnya."Bunda?" Panggil Jungkook pelan. Bunda yang mendengar hanya menoleh sejenak, kemudian kembali menatap depan.
Jungkook menelan ludahnya kasar saat tak mendapat respon baik dari wanita yang masih menjadi mertuanya itu.
"Saya sungguh minta maaf. Saya tahu perbuatan saya ini salah, saya sudah mengkhianati Jennie. Tapi saya juga tidak bisa membohongi perasaan saya. Saya sangat mencintai Taehyung."