.
.
.
.
.Sampai pada sekitar jam 11 siang, Jisoo yang jalan-jalannya kejauhan kini bisa mendengar suara gemuruh dari langit.
Jangan salah paham, langit atas kepala nya Jisoo malahan vibesnya cerah sekali, hanya saja suara gemuruh itu terdengar karena beberapa ratus kilometer diatas kepala, ada sebuah pesawat yang terbang melintasi langit desa.
Jisoo mendongkak, dia mengikuti arah pesawat itu yang terbang diatas kepalanya. Rasanya seperti ini ya hyping ke arah pesawat yang dulunya dia menjadi pramugarinya didalam sana.
Tapi sekarang Jisoo hanya bisa melihat pesawat itu dari kaki yang memijak di tanah.
Setelah lewat, kini Jisoo kembali berjalan, dia sesekali memeriksa ponselnya, irit sinyal, susah sinyal dan sinyal hilang. Itulah penghabat Jisoo bisa online internet disini.
Pantas saja desa ini terasa sangat keterbelakang dan kuno.
Intinya payah.
Kemudian Jisoo melihat ada aliran sungai di pinggir jalan, dia mengambil daun kering lalu Jisoo berjongkok di tepi jalan dan menjatuhkan daun kering itu ke aliran sungai yang jernih.
"Isshh andai saja hidupku semulus itu, hanya perlu mengalir saja tanpa memikirkan apapun" gumam Jisoo. Dia mengandaikan dirinya seperti daun kering yang hanyut itu.
"Kalau sendalku aku taruh disini hanyud juga nggak sih?" Tololnya mulai bekerja.
"Big no! Aku bisa nyeker nanti" katanya menolak ide otak nya yang oon itu.
Dan Jisoo pun kembali jalan-jalan.
.
.
.
.
.
.Disisi lain, Gominsi yang baru saja mencopet uang dari dompetnya Jisoo ketika dia menginap di kamar sobatnya itu, sekarang dia bertemu dengan Nana.
Nana sudah dirumahnya, dan Gominsi siang ini ke rumah Nana.
"Ini bayar hutangku kemarin" kata Gominsi memberikan 1 lembar uang 100 ribu won pada Nana.
"Cepat sekali bayar hutangnya, biasanya kamu suka 1 bulanan nggak bayar, tapi santai saja.. kan kita teman" kata Nana.
Nana itu wanita keren, dia suka melakukan aktivitas laki, bahkan sekarang Nana merokok di depan Gominsi.
"Uhm aku sudah ada uang soalnya.. oh iya kamu tau, Jisoo sudah pulang ke desa.. aku dan Seokjin ke rumahnya kemarin" kata Gominsi cerita.
Nana mengambil uang Gominsi, yang kaya disini adalah Nana. Keluarga Nana punya kapal besar yang bisa dipakai untuk menangkap ikan tuna yang ukurannya juga besar. Dan jika Nana melaut dengan Ayahnya, ketika Nana Pulang dia akan jadi auto sangat Kaya.
Jadi Gominsi suka pinjam uang pada Nana. Bukan karena Gominsi melarat, tapi karena Gominsi pinjam uang untuk membeli barang-barang lain yang tidak jadi kebutuhan pokok. Seperti Gominsi obses untuk bisa tampil cantik dengan beli makeup.
"Jisoo pulang?" Beo Nana.
"Uhmmm kamu mending recoki dia... sepertinya sekarang dia sudah kaya dan sukses" kata Gominsi.
"Ffthh, suksesnya orang kota tidak akan lebih sukses dari seorang pelaut seperti keluargaku sih... tapi jujur saja aku rindu dia.. mungkin nanti aku akan kerumahnya.." kata Nana.
"Dasarrrr, kamu nggak bosen melaut? Disana panas dan kamu oohh god.. lihat dirimuuu, eksotis" kata Gominsi.
"Yang penting kaya, eksotis dikit cuman kulit luar saja" Nana berucap sambil menghembuskan asap rokoknya.
"Uhuk uhuk!.. berhenti merokok sialan, kamu bisa meracuni aku" kata Gominsi.
"Dasar lemah... oh iya, tunggu... aku ada sesuatu untukmu" kata Nana. Dia pun mengambil barang kedalam rumahnya sebentar saja dan balik ke Gominsi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND [JISOO-JIN] TAMAT!!
Romance--- Story by @jisooisgood Kalau ada nih manusia yang baca tapi nggak Nge Vote fix nggak punya otak🤭😎 END udah beberapa judul. ONE + MULTI SHOOT (BACA SESUAI JUDUL) TOLOL!!