4. Banyak Hal Yang Terjadi

23 3 0
                                    

Heyoo aku kembali lagi...

Part ini menurutku lumayan panjang, jadi tolong pelan-pelan bacanya dan pahami, oke?(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)

Selamat membaca..

__________________

Sahara tak tahu jika begini rasanya melihat saudaranya sendiri tidak sadarkan diri dengan tubuh bersimbah darah.

Air matanya menetes tanpa diminta, ada perasaan aneh bergejolak di hati dan pikiran nya ketika melihat kakak nya mengalami musibah seperti ini.

Saat ini, mereka tengah berlarian di sepanjang lorong rumah sakit bersama dengan tubuh Satra yang sudah terbaring di atas brangkar yang mereka dorong.

Sebelum hal ini terjadi Sahara sempat mendapatkan kabar jika Satra mengalami kecelakaan dari salah satu orang yang menolong Satra pun pada saat itu sambungan telepon antara Sahara dan Satra masih tersambung.

Flashback

"Semoga firasat gue salah."

"Menurut lo mas Satra tadi mau ngomongin soal apa? Nggak mungkin banget kan, tiba-tiba aja dia mau titip maaf buat bunda tanpa adanya alasan?" Ucap Samudra.

"Karena itu gue makin khawatir dan lagi, gue nggak tau dia mau minta maaf karena apa." Kata Sahara, ia menggigiti kuku nya sendiri karena terlalu panik.

Septian yang sedari tadi diam mendengarkan percakapan kedua adiknya kini ikut bersuara.

"Kenapa nggak tanya ayah-"

"Halo?"

Sahara terkesiap ketika ada orang yang tak ia tahu siapa tiba-tiba saja berbicara lewat ponsel Satra. Seketika ia pun langsung menekan tombol loudspeaker agar Septian dan Samudra juga dapat mendengarnya.

"Ini dengan siapa?"

Septian memutuskan menepikan mobilnya di pinggir jalan untuk memusatkan perhatian dan pendengarannya ke ponsel Sahara.

"Bapak yang siapa? Kenapa hp kakak saya ada sama bapak?" Kata Samudra saat Sahara tak berniat membalas.

"Saya tadi nggak sengaja nemuin hp saudara mas yang kecelakaan, terus sambungan panggilannya masih terhubung."

Mereka bertiga saling berpandangan ketika kata terlarang telah di ucapkan.

"K-kecelakaan?" Ulang Septian memastikan bahwa ia tidak salah dengar tapi dibalas benar oleh orang tadi.

"Terus gimana kakak saya? Baik-baik aja kan, pak?" Lanjut Septian.

"Saya nggak mau doain ataupun nakutin, tapi waktu saya lihat kondisi kakaknya mas, itu lumayan parah."

Sahara menelan salivanya susah payah mendengar penjelasan orang itu.

Ternyata firasat gue nggak salah, batinnya meringis.

"Polisi udah dateng, mas nya juga tolong secepatnya ke lokasi, selaku keluarga korban."

Samudra meraup wajahnya frustasi sedangkan Sahara dan Septian masih saja diam.

"Halo? Mas?"

"Iya pak, saya ke sana." Sahut Samudra dan langsung ia putus sambungan telepon mereka.

Need (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang