Serina berjalan dengan santai keluar dari kafe setelah menemui Anton, ia terlihat sangat ceria entah karena apa.
Namun harus sirna dalam sekejap ketika perawakan Sahara terlihat di seberang jalan, menatapnya dengan tatapan tajam.
Tepat setelah lampu pejalan kaki menyala, Sahara dengan santai menyebrangi jalan beraspal yang di cat putih itu dan menemui Serina yang terdiam.
Berjarak beberapa meter Sahara berhenti, ia dapat melihat Serina mengangkat dagunya sedikit tinggi dan menatap ke arahnya dengan pandangan yang terlihat mencemooh. Khas Serina sekali.
"Mau ngapain lo?" Tanya Serina tapi tak dibalas sedikitpun oleh Sahara.
Sahara memilih diam. Tentu ia sadar ia membuat kesalahan karena menemui Serina tanpa persiapan yang matang dan bukti kuat.
Namun kakinya tak bisa diam, hingga membuatnya mendekati kekasih ayah dan kakaknya itu.
"Ada banyak pertanyaan yang mau gue tanyain ke lo. Tapi gue mau tanya ini dulu." Sahara berucap setelah lama diam.
"Lo sama Anton ada hubungan apa?" Tambah nya lagi dengan tatapan mengintimidasi.
Mereka tampak tak masalah ketika para pejalan kaki lain melewati di tengah-tengah mereka berdua. Mata Sahara dan Serina tetap terkunci sama seperti tadi.
Serina masih mempertahankan wajah songong nya dan tak tergoyah sedikitpun dengan pertanyaan Sahara.
"Lo mau interogasi gue? Oh, atau jangan-jangan lo nuduh gue selingkuhin Sam gitu?" Dan bukannya menjawab, Serina malah memberinya pernyataan lain.
"Emang iya." Balas Sahara santai, menurutnya menghadapi Serina yang bermulut ular ini harus di seimbangkan dengan ucapan menjebak juga.
Serina tertawa kecil, "Emang lo ada bukti kalo gue selingkuh?"
Tatapan Sahara kembali tajam ketika ingatan semalam kembali terputar di kepalanya.
Tapi sial nya, ia tak merekam video atupun suara ayah dan Serina dan sibuk kalut. Cuma CCTV rumah sakit lah yang menjadi bukti satu-satunya, maka dari itu setelah ini ia akan bergegas menuju rumah sakit dan meminta rekaman itu sebelum ada yang menyadarinya.
"Ada." Jawab Sahara kembali santai walaupun matanya masih melotot.
"Tapi sebelum gue kasih bukti, gue pengen lo jawab pertanyaan yang tadi dulu. Kenapa lo sama Anton berduaan?" Ulang Sahara.
Serina terkekeh geli dengan wajah angkuhnya, ia kemudian mendekat ke arah Sahara. Sehingga kini wajahnya berada di samping telinga Sahara.
"Emang gue wajib jawab pertanyaan lo?"
~••*••~
Sahara menggeram kecil saat kalimat sarkas dari Serina memenuhi otaknya.
Setelah Serina mengatakan itu, ia kemudian pergi meninggalkan Sahara yang semakin yakin jika ada sesuatu antara Anton dan Serina.
Dan tak ayal membuat nya semakin mencurigai amplop yang diberikan Serina pada Anton.
Nara dan Aliya melirik ke arah Sahara dari spion depan. Menurut mereka ada yang aneh dengan sikap Sahara setelah beberapa saat yang lalu ia hilang.
Dahinya mengkerut, alisnya menukik tajam dan tatapannya terlihat menahan amarah. Walaupun sedari tadi Sahara mencoba biasa saja, tapi Aliya dan Nara dapat menangkap gelagat anehnya.
"Lo kenapa diem? Ada masalah?" Mulut Nara gatal karena penasarannya sangat tinggi.
Sahara yang tadinya sibuk berpikir menghadap keluar kaca mobil menoleh ke depan dimana Nara membalikan badannya dan menatapnya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need (On Going)
Novela JuvenilBELUM DIREVISI!! "Bunda.. apa Hara harus sakit dulu supaya bisa diperhatikan sama kalian kayak gini?" Jatuh-bangun Sahara melewati berbagai rintangan yang mengancam keluarganya. Namun, jika yang membawa malapetaka adalah keluarganya sendiri, apakah...