Sahara menatap pantulan dirinya dalam kaca dihadapannya dengan pandangan berpikir.
Rambutnya yang sengaja Sahara ikat tinggi-tinggi terlihat berantakan, tapi Sahara tak memikirkan itu. Yang ia pikirkan sekarang ialah, bagaimana caranya menemukan orang misterius yang mencurigakan itu.
Semalam, ketika Sahara memergoki orang misterius itu, ia tak sempat untuk menangkapnya, karena Sahara sudah terjatuh terlebih dahulu sebelum ia memegangi lengan orang misterius itu dengan kuat.
Sahara kemudian menghela napas panjang. Ia pun merapikan kembali dandanannya kemudian keluar dari kamar mandi.
Ketika Sahara akan mendekat ke arah meja samping ranjang Satra, Sahara dapat melihat raut gelisa yang terpampang jelas di wajah Satra saat ini.
Alis Sahara terangkat melihat itu, namun ia tak ambil pusing. Sahara pun mengambil ponselnya dan mendekat ke sofa berada.
Tapi sebelum ia mendudukkan dirinya, suara Satra membuatnya menoleh.
"Kakek sakit."
Sahara mengerutkan keningnya sebelum berkata dengan bingung, "Maksudnya?"
"Kakek kena serangan jantung." Jelas Satra sambil menghela napas.
Seketika Sahara pun mematung terkejut, matanya yang tadi terbelalak kini mengerjap, mencoba mencerna lebih baik apa yang diucapkan kakaknya.
"Kenapa?"
Kini Satra lah yang mengernyit, "Kenapa apanya?"
"Kenapa kakek bisa serangan jantung?" Tanya Sahara lebih jelas.
Dapat Sahara lihat Satra menggeleng dan menghembuskan napas lesu. Tebakannya, Satra sepertinya juga tak tahu alasan kenapa kakek bisa terkena serangan jantung.
Sunyi beberapa saat. Tiba-tiba ketukan pintu dan diikuti suara Septian membuat Satra dan Sahara menoleh ke sumber suara.
"Kakek dibawa ke ruangan operasi." Kata Septian dengan napas menderu tak beraturan seperti orang yang baru saja berlarian.
Sahara dan Satra terkesiap ketika mendengar itu.
Sahara pun langsung berjalan cepat menuju Septian dan berhenti tepat dihadapan kakaknya itu.
"Siapa yang bawah kakek ke rumah sakit?" Tanya Sahara tak sabaran.
Mungkin jika Sahara tahu siapa yang membawa kakek ke rumah sakit, Sahara bisa tahu juga alasan kenapa kakek sampai terkena serangan jantung seperti ini.
"Ayah yang nyuruh bodyguard kakek bawa ke rumah sakit dan kakek waktu itu juga lagi ada di kantor ayah." Jelas Septian.
Sahara yang mendengar itupun langsung menoleh cepat ke arah Satra yang juga memandangnya.
Mereka berdua bertatapan selama beberapa detik sebelum Satra berkata.
"Tian, ambilin gue kursi roda. Gue pengen lihat kakek." Kata Satra.
Septian mengerutkan dahinya bingung, namun dengan cepat ia mengangguk dan kembali keluar untuk mengambil kursi roda yang tersedia di rumah sakit ini.
Sedangkan Sahara sibuk menggigit bibir bawahnya sendiri ketika ia bingung dan panik. Satra yang melihat itupun kembali bersuara.
"Lo jangan mikir kalau ayah yang sengaja lakuin ini, Ra."
Sahara kembali menoleh, ia terlihat tak terima dengan apa yang diucapkan oleh Satra.
"Bukannya udah jelas? Kakek ada di kantor ayah, berarti ayah juga yang buat kakek sakit." Balas Sahara tak mau disalahkan.
"Belum tentu juga kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Need (On Going)
Teen FictionBELUM DIREVISI!! "Bunda.. apa Hara harus sakit dulu supaya bisa diperhatikan sama kalian kayak gini?" Jatuh-bangun Sahara melewati berbagai rintangan yang mengancam keluarganya. Namun, jika yang membawa malapetaka adalah keluarganya sendiri, apakah...