Bagian 32|Rumah Sakit.

10.9K 305 35
                                    

Tak terasa, Usia kandungan Gisel sudah 9 bulan. Perutnya sudah besar sekarang, Karna sedang mengandung Dua bayi yang akan lahir.

.

.

.

.

.

"Akh! M-mamah?" Ringis Gisel terdorong oleh Sinta, Ia menatap sang ibu mertuanya yang baru saja pulang dari luar negeri setelah sekian lama tak pernah bertemu dengannya sekalipun ia menikah dengan Arsa.

"Dasar wanita murahan! Saya tau kelakuan kamu begitu buruk dari Tania sekretarisnya Arsa, Tidak pantas kamu dengan anak saya!" Ucap Sinta begitu marah.

"Mah? Mamah lebih percaya sama Tania daripada menantu Mamah sendiri?" Tanya Gisel sambil memegangi perut besarnya. Ia saat terdorong reflek memegangi sisi meja yang ada di ruang tamu agar dirinya tak terjatuh ke lantai.

"Berhenti memanggil saya dengan sebutan itu, Saya bukan mamah anda! Tidak pantas anda memanggil saya seperti itu. Wanita murahan yang berbohong, Berlagak seperti sedang mengandung keturunan Arsa saja! Padahal kamu sedang mengandung keturunan pria lain, Ngaku saja kamu!" Jawab Sinta lalu berjalan mendekati Gisel, Ia menjambak kuat rambut Gisel.

"A-Agh! Sa-sakithh mah.. a-ampun. Gi-gisel gak se-tega i-ituh..!" Rintih Gisel kesakitan.

"Masih gak mau ngaku saja kamu ini! Kalau begitu, Ikut saya sini!" Ucap Sinta mencengkram kedua tangan Gisel agar mengikuti langkahnya.

"K-kita mau kemana, Mah?!" Ucap Gisel panik.

Sinta tak menjawab, Ia terus membawa Gisel pergi jauh dari rumahnya dengan Arsa.

Tibalah disuatu halte bus yang hanya ada 2 orang laki-laki suruhan Sinta.

"Nih! Bawa wanita murahan ini, Bunuh saja dia bersama bayi har4mnya!" Ucap Sinta langsung mendorong tubuh Gisel dan segera ditangkap oleh kedua pria suruhan tersebut.

"Siap Nyonya!" Ucap Mereka serempak.

Lalu, Sinta berjalan pergi meninggalkan Gisel dengan 2 pria suruhannya.

"Lepasin!! Kalian jahat banget sama ibu hamil," Ucap Gisel memberontak.

"Wanita murahan lebih baik diam saja!" Ucap pria suruhan yang pertama.

"Benar itu, Dasar penghianat!" Lanjut pria suruhan yang kedua.

Gisel berusaha memberontak saat kedua pria tersebut berjalan membawanya menuju mobil yang ada diujung jalan.

Hingga akhirnya, Gisel berhasil mengigit kedua tangan pria pertama dan memukul wajah pria kedua tersebut dan bergegas melarikan diri dengan susah payah.

Tanpa Gisel sadari, Ia nekat menyebrangi jalan raya yang berakibat fatal untuknya.

TINNN!!!

BRUKHHH..!

Yaap.. Benar sekali?

Gisel ditabrak oleh mobil milik seseorang yang tidak bertanggung jawab. Bukannya bertanggung jawab malah pergi begitu saja tanpa rasa bersalah.

Sedangkan Gisel sudah terbaring lemas dijalan, Pandangannya mulai memudar seiring berjalannya waktu.
Ia berusaha memeluk perut besarnya seolah melindungi sang bayi walau percuma, Karna tubuhnya dipenuhi banyaknya darah.

Samar-samar ia mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali.

"GISEL?! BANGUN, GISEL!"

"GISEL, KAMU BISA DENGAR SUARA AKU, 'KAN?"

⚠️ARSA & GISEL⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang