Kyle memasuki restoran dan melihat Isabella duduk sendirian, perhatiannya teralihkan oleh ponselnya. Kyle mendekat dan duduk di seberangnya, membuat Isabella mendongak. "Kyle?" sapanya, ada nada terkejut dalam suaranya.
Kyle menanggapi dengan seringai. "Hai, apa kau sendirian disini?" Tanyanya dengan suara santai.
Isabella meletakkan teleponnya, perhatiannya beralih dari perangkat itu ke pria yang duduk di seberangnya. Dia mengangguk, mengiyakan pertanyaannya. "Ya, aku di sini sendirian," jawabnya, suaranya tenang.
Sedikit rasa ingin tahu terpancar di mata Kyle saat ia bersandar di kursinya, tatapannya tertuju pada Isabella. "Keberatan kalau aku ikut?" tanyanya, nadanya ramah.
Isabella terkekeh menanggapi. "Tentu saja tidak," sahutnya, senyumnya hangat.
Kyle juga terkekeh. "Terimakasih."
"Jadi, bagaimana kabar Julian dan Marni? Hari ini mereka tidak menghubungiku."
Kyle mengangkat bahunya tidak tahu dan acuh tak acuh. "Mereka juga tidak menghubungiku. Mungkin mereka sibuk, biarkan saja mereka."
Tatapan Kyle tertuju pada gelang di pergelangan tangan Isabella, pikirannya dipenuhi oleh rasa posesif dan cemburu. Dia tahu bahwa Isabella tidak suka mengenakan perhiasan, jadi dia terkejut melihat gelang cantik yang menghiasi pergelangan tangannya.
Apakah itu pemberian dari seseorang sehingga dia harus memakainya?
Namun, dia akhirnya memilih untuk tetap diam, menahan diri untuk tidak menyuarakan pertanyaannya.
Melihat mata Kyle yang terpaku pada gelangnya, Isabella tersenyum dan memperlihatkan perhiasan itu lebih dekat, sehingga Kyle dapat melihatnya dengan lebih jelas. "Bagus, kan? Ini hadiah dari nenekku."
Kyle terkejut dengan pengakuan ini dan merasa sedikit malu. "N-nenekmu?" ulangnya, suaranya menunjukkan keterkejutannya.
"Ya." Isabella menjawab, suaranya diwarnai dengan sedikit keengganan, namun dibumbui dengan rasa sayang. "Aku memang tidak suka memakai perhiasan, tetapi ini adalah hadiah dari nenekku. Perhiasan ini sangat penting bagiku, jadi aku merasa berkewajiban untuk memakainya dan menghargainya."
Dia menundukkan pandangannya ke pergelangan tangannya, matanya mengagumi gelang itu sambil membelainya dengan lembut menggunakan jari-jarinya. "Ini sangat berharga," tambahnya pelan, mengungkapkan komitmennya untuk melindungi kenang-kenangan berharga dari neneknya.
Kyle terdiam sejenak, matanya masih terpaku pada gelang itu. Campuran rasa bersalah dan malu menyelimuti dirinya saat menyadari salah tafsir awalnya, meskipun Isabella tidak menyadari emosinya saat itu.
Kau benar-benar bodoh, Kyle.
Bibirnya membentuk cemberut, campuran rasa bersalah dan penyesalan menyelimuti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARNI
NouvellesPada tahun 1989, seorang barista bernama Julian, yang secara tidak sengaja bertemu dengan putri duyung yang menawan saat mengagumi pantai yang diterangi cahaya bulan. Pertemuan supernatural ini memicu serangkaian kejadian misterius dan mendebarkan s...