Aduhh akhir-akhir ini sibuk banget jadi agak telat update nya huhu.. tapi semoga pada terhibur yaa sama bab kali ini !
Come on, enjoy !
Sang Ratu laut mendesah berat saat Pangeran duyung menceritakan kegiatan Marni bersama Julian. Namun, Harley menyimpan rahasia perasaan Marni terhadap pria itu untuk dirinya sendiri.
"Aku tidak mengerti mengapa dia merasa begitu nyaman di sana," ungkap sang ratu, kebingungannya tampak jelas dalam suaranya. "Makhluk laut di sini membutuhkannya."
Ia merasa frustrasi karena putrinya bisa dengan ceroboh mengabaikan tanggung jawab yang dimilikinya di dunia laut dan malah memilih untuk menghabiskan waktu dengan manusia.
Sang Ratu berusaha memahami tindakan putrinya, karena menyadari pentingnya tugas mereka dan kebutuhan komunitas bawah laut mereka.
"Beri dia sedikit waktu lagi, Yang Mulia," katanya lembut. Harley berbicara dengan penuh hormat, mendesak kesabaran.
Kekhawatiran sang Ratu tampak jelas, dan Harley mengetahuinya dengan baik. Sang ratu mendesah berat. "Berapa lama kita harus membiarkannya tinggal di sana?"
Harley mempertimbangkan situasi itu dengan saksama sebelum menjawab. "Saya yakin kita bisa memberinya waktu beberapa minggu lagi." Ia mencoba meyakinkan sang ratu, berharap hal itu akan mengurangi sebagian kekhawatirannya.
Sang Ratu menghela napas pasrah, suaranya diwarnai kepasrahan. "Beberapa minggu lagi, katamu?"
Dia kemudian mendesah, apa yang dikatakan Harley benar, dia harus memberi putrinya waktu beberapa minggu lagi.
Tapi...
Sang Ratu melihat kearah sang Pangeran lalu berkata, "Baiklah. Awasi dia dengan ketat." suaranya terdengar tegas saat memberi perintah.
Harley mengangguk patuh, memahami betapa seriusnya situasi ini. Namun, ia tak dapat menahan rasa khawatir saat mendengarkan ultimatum sang ratu.
"Katakan padanya aku memberinya waktu tepat 70 hari," lanjut sang Ratu. "Jika dia tidak kembali setelah waktu itu, dia tidak akan bisa bernapas di darat lagi."
Tenggorokan Harley terasa kering, dan ia menelan ludah. Ancaman sang Ratu tidak bisa dianggap enteng.
"Dimengerti, Yang Mulia." Jawabnya dengan patuh.
𓇼 ⋆.˚ 𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟 ⋆.˚ 𓇼
Marni mendesah frustrasi dan kesal saat langit di luar berangsur-angsur menjadi gelap, menimbulkan bayangan di seluruh ruangan.
Ia meletakkan buku itu di atas meja dan melirik jam di dinding, itu menunjukkan pukul 7 malam tapi Julian tak kunjung pulang.
Julian memberitahunya bahwa dia mendapatkan undangan untuk melukis di aula Hayart. Dan tamu-tamu penting akan datang untuk melihatnya melukis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARNI
Short StoryPada tahun 1989, seorang barista bernama Julian, yang secara tidak sengaja bertemu dengan putri duyung yang menawan saat mengagumi pantai yang diterangi cahaya bulan. Pertemuan supernatural ini memicu serangkaian kejadian misterius dan mendebarkan s...