Jangan lupa vote dan komen yaa !
Come on, enjoy!
Malam telah tiba dan mereka berempat, Marni, Julian, Kyle, dan Isabella, telah berjalan-jalan ke mal. Mata Marni terbelalak saat mereka memasuki mal, terpikat oleh kemegahan dan kemewahan yang mengelilingi mereka.
Julian mengamati ekspresinya yang terpesona, menyadari bahwa dia belum pernah membawanya ke sini sebelumnya, membuat pengalaman itu semakin ajaib baginya.
Sepertinya dia terlihat bahagia.
Saat mereka berjalan melalui mal, Marni tidak dapat menahan diri untuk tidak mengagumi arsitektur yang mengesankan, lampu yang menyilaukan, dan deretan toko yang tak ada habisnya.
Saat mereka terus berjalan di pusat perbelanjaan yang luas itu, Julian tiba-tiba menyadari perlunya Marni untuk mempertahankan kedok manusiawinya di hadapan Kyle dan Isabella.
Ia segera mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telinganya, "Bersikaplah santai, atau mereka akan tahu kau bukan manusia sungguhan."
Marni langsung terdiam setelah mendengar peringatannya, mengangguk tanda mengerti.
Ia menarik napas dalam-dalam, menguatkan dirinya untuk tetap bersikap sealami dan semanusiawi mungkin.Baiklah, aku harus tenang.
"Lihat ke sana, teman-teman!" seru Isabella, menarik perhatian yang lain ke arah seorang badut yang sedang melakukan trik bola yang luar biasa di depan sekelompok anak-anak yang terpesona.
Kyle memiringkan kepalanya untuk melihat lebih jelas, senyumnya semakin lebar. "Itu mengagumkan. Tidak biasa melihat badut di dalam mal seperti ini. Mereka biasanya terlihat di pinggir jalan."
Pemandangan badut yang dengan cekatan memanipulasi bola dan membuat anak-anak tertawa dan bersorak membuat kelompok yang beranggotakan empat orang itu terpesona. Julian, Marni, Isabella dan Kyle berdiri di sana, menyaksikan dengan kagum keterampilan si penghibur yang cekatan.
Marni, yang belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya, sangat terpesona, matanya tertuju pada badut itu, mengagumi caranya menghibur dan menyenangkan penonton dengan kejenakaannya.
Julian memperhatikan Marni, hatinya menghangat melihat kenikmatannya yang tulus. Ia yakin bahwa Marni belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya di dunianya.
Ia diam-diam berkomunikasi dengannya melalui pikirannya, "Apakah kau menikmatinya?"
Mata Marni membelalak sebentar karena terkejut saat mendengar suara Julian di kepalanya. Ia menatap kearah Julian dan tersenyum, mengangguk kecil untuk memastikan bahwa ia memang menikmati trik badut itu.
Hubungan antara Julian dan Marni begitu unik sehingga mereka dapat berkomunikasi tanpa suara.
Jantung Marni berdebar kencang saat menyadari ikatan mendalam yang mereka miliki, mampu melakukan percakapan melalui pikiran mereka. Itu adalah bahasa rahasia yang hanya mereka pahami, hubungan yang melampaui kata-kata yang diucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARNI
Short StoryPada tahun 1989, seorang barista bernama Julian, yang secara tidak sengaja bertemu dengan putri duyung yang menawan saat mengagumi pantai yang diterangi cahaya bulan. Pertemuan supernatural ini memicu serangkaian kejadian misterius dan mendebarkan s...