Hai hai haii pembaca setiaa!! Gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu yaaa.
Chapter kali ini akhirnya semuanya...
Please enjoy this chapter!
Norma dan keempat bawahannya membeku, benar-benar tercengang oleh respons Marni bahwa dia adalah istrinya Julian. Mereka tidak menduga jawaban itu.
Dengan ekspresi bingung, Norma melepaskan rambut Marni dan terhuyung mundur, tatapannya tertuju pada Marni dengan ketajaman yang tak tergoyahkan. "Tunggu, apa?!" tanya Norma, bergulat dengan ketidakpercayaan dan mencari konfirmasi. "Apakah kau mencoba mempermainkanku?"
"Apakah wajahku menunjukkan kebohongan?"
Norma masih mencoba mencerna kejadian tak terduga itu, keraguan dan ketidakpercayaannya tampak jelas. "Tidak mungkin," bisiknya tak percaya. "Bagaimana Julian bisa menikah? Dia bahkan tidak punya penghasilan!"
"Mengapa kau berpikir begitu?" Marni membalas, nadanya dipenuhi dengan sedikit tantangan. "Kau tidak tahu kehidupannya saat ini, jangan terlalu yakin."
Mata Norma menyipit mendengar kata-kata Marni, dia kemudian mencondongkan tubuh ke depan dan mulai berbicara. "Sejauh yang aku tahu," katanya, "dia memiliki masa kecil yang sulit."
"Ayah dan ibunya bercerai karena ayahnya tidak ingin menafkahi keluarganya dan berselingkuh dengan wanita lain, bukankah itu menyedihkan?" kata Norma.
Dia kemudian mendesah. "Pria itu menjadi sangat gila saat itu, terlibat dalam perselingkuhan dengan ceroboh dan berhubungan intim dengan kekasihnya di hadapan ibu julian tanpa sedikit pun rasa bersalah atau penyesalan."
Marni mendengarkan dengan diam saat setiap kata dari cerita itu dikisahkan. Norma mengungkapkan perasaannya, dengan menyatakan, "Ketika ibunya meninggalkannya, Julian dirawat oleh pamannya seolah-olah dia adalah anaknya sendiri."
Pandangannya beralih kearah Jasper yang diam di dalam kandang. "Sayang sekali, saat itu aku berada di kota lain. Kalau saja aku ada di sana, aku akan membawa Julian dan merawatnya dengan tekun seolah-olah dia adalah anakku sendiri. Sungguh disayangkan," pungkasnya, nadanya diwarnai oleh nostalgia sekaligus penyesalan.
Marni mendengarkan dengan saksama, perlahan-lahan menyusun petunjuk. Menjadi jelas baginya bahwa wanita ini merupakan kerabat jauh Julian.
Namun, terlepas dari kesan awalnya, Marni sekarang menyadari bahwa wanita ini tidak memiliki niat jahat terhadap Julian. Satu-satunya tujuannya adalah menemukan Julian dan bersatu kembali dengannya.
Norma menatap Marni sambil tersenyum tipis, nadanya penasaran. "Harus kuakui, aku tidak menyangka kau adalah istri Julian. Aku jadi bertanya-tanya seperti apa dia saat dewasa."
Marni tetap diam, membiarkan kata-kata Norma meresap. Kemudian Norma menambahkan dengan serius, "Kau benar. Aku tidak tahu kehidupan Julian saat ini. Mungkin dia sudah berubah menjadi lebih baik sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARNI
Short StoryPada tahun 1989, seorang barista bernama Julian, yang secara tidak sengaja bertemu dengan putri duyung yang menawan saat mengagumi pantai yang diterangi cahaya bulan. Pertemuan supernatural ini memicu serangkaian kejadian misterius dan mendebarkan s...