"Ah... Panas banget..."
"Hei, apa benar tempatnya disini, bukan di sebe-.."
"Eh? Kemana dia pergi?"
Zela yang tadi tengah mengikat rambutnya pun bingung, kemana suaminya ini pergi? Ia celingak-celinguk bagai anak yang ditinggal orang tuanya.
Grep.. "Apa kau mencari seseorang?" Bariton itu berasal dari seorang pria gemuk yang dengan lancang memegang tangan Zela.
"Aku akan mengantar-" Taak, Zela dengan cepat melepaskan tangannya dari genggaman pria itu.
"..." Pria gemuk itu menggaruk-garuk belakang tengkuknya geram
"A- apa-apa'an ini?" Batinnya."Hei~ apa-apa'an ini? Membuatku malu saja, aku kan cuma memegang tanganmu saja."
"Apa-apa'an ini? Jangan bilang dia orangnya black-owl?" Batin Zela dengan tatapan mata yang terpancar rasa tak nyaman.
"Berapa umurmu? Kau sangat cantik.." Ujar pria itu dengan rona merah di pipinya, "Ayo kita duduk bersama, lima menit saja." Sambungnya.
"Kalau kau merasa obrolan kita nggak seru, kau boleh langsung pergi. Aku akan menerima keputusan mu."
"Bajingan ini terlihat seperti pelawak, sepertinya dia bukan member black-owl."
Meski mulutnya sedari tadi terkatup tapi batinnya terus menerus menggerutu"Apa dia orang biasa? Sebaiknya aku tidak membuat keributan dan per-"
"Ya ampun~" Pria itu membukuk menyamakan dirinya pada lutut Zela, menyentuhnya. "Ada beberapa pasir yang menempel."
Menggunakan kedok seorang pria yang manis dan penuh perhatian.
Set.. Set.. Pria itu membersihkan kaki Zela dengan lembut.. "Fuuh~ fuuh~" Dia kembali meniup-niup pada lutut Zela, rona merah di pipi kini menyebar pada telinganya.
"Pasti Nathan akan mengoceh lagi jika aku melukai orang biasa.. Haruskah aku pura-pura salah memukulnya?" Batinnya sedikit was-was, apalagi diingat dirinya tengah hamil besar.
"Ngga bisa begini~ ini harus di bersihkan dengan air bersih-"
Grep.. Pria itu sedikit tertarik ke belakang dan menghadapnya.
"?!!" Syuuk, kini pria gemuk itu berhadapan dengan seseorang yang menarik kalungnya "ohok! Apa'an ini"
"Apa dia suaminya..?""Apa yang kau lakukan?" Suara berat dengan aura yang mematikan terpancar sangat kental dari wajah Nathan.
"Zela apa kau mengenal nya?" Tanya Nathan tanpa melirik istrinya, ia mengabaikan suara batuk-batuk pria yang tengah ia genggam ini.
"Nggak. Aku ngga mengenalnya, sudah biarkan saja."
"Uhuk!!"
"Uhuk!!"
"Bangsat, siapa kau!!?" Tanya teman pria itu, tubuhnya cungkring dan berkulit gelap.
"Dasar bajingan..! Dia mempermalukan ku dihadapan cewek..!!" Pria itu kembali menggeram di hatinya.
"Apa-apa'an kau datang langsung menarik kalung orang lain sampai membuatnya tercekik hah!!" Kata teman itu kembali menyambar panjang lebar tak terima.
"Bangsat, harga diriku terluka, haruskah aku menghajarnya?" Batin pria itu sok berani padahal raut wajahnya cukup untuk menjelaskan wajah ketakutan.
"Ayo kita pergi saja." Ajak Zela menarik lembut jaket suaminya.
"Apa pria itu jago berkelahi.. Badannya.." Pria itu kembali berkomat-kamit dalam hatinya saat tengah menyeleksi tubuh gapura Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAZÉL || END
Mystery / ThrillerNathan yang menyembunyikan identitas sebagai pemimpin gangster dari istrinya.. "tapi aneh. hanya kepalanya yang tersisa, lalu dimana badannya? siapa yang membunuhnya? apa ini kebetulan atau karma? aku penasaran" ujar Zella, istri Nathan yang bingun...