"Menungguku?"
Nathan berjalan ke arahnya dan mengangguk,
"Of course. aku sudah menunggu di sini selama 5 menit. Aku tidak heran kalau kamu terlambat seperti biasanya. Aku sudah tahu bagaimana keadaanmu."
Nathan tetap menjaga ekspresi dinginnya,
"Ck, perasaan ga selama itu deh. Lagian tadi gu-aku ngobrol sama keluarga mu.. kenapa juga coba ninggalin aku sendirian?"
Nathan terkekeh kecil mendengar balasannya.
"Sepertinya kamu semakin dekat dengan keluargaku. Sepertinya kamu mulai mengambil hati orang tuaku."
Nathan terkekeh lagi, tapi sikap dingin dan kejam di wajahnya tidak berubah.
Namun kini Zella dapat melihat mata Nathan kini terkunci pada matanya. Dia sekarang sedang mempelajari wajah istrinya.
"Haha maybe."
Nathan kini merangkul bahunya dan menarik Zella mendekat padanya, sementara ekspresi wajahnya masih tetap dingin. Dia kemudian berbisik,
"Jadi sekarang kita akhirnya berdua saja, aku punya rencana lain untukmu. Sudah waktunya aku menikmati hakku sebagai suamimu."
"What!?" Zella melotot sedikit sebelum menormalkan kembali ekspresinya.
Nathan lalu melingkarkan lengannya di pinggul Zella dan lebih condong ke arahnya.
Bibirnya kini bergerak ke arah bibir istrinya. Ekspresi wajahnya masih tidak berubah. Bahkan dengan cara dia menciumnya dengan penuh gairah.
Tangannya yang lain perlahan-lahan bergerak ke atas punggung Zella, memegangnya lebih erat agar Zella tidak melepaskan jeratannya.
"Hmph" Zella yang terkejut mendapatkan ciuman secara tiba-tiba mau tak mau memejamkan matanya.
Nathan terus menciumnya dengan penuh gairah. Dia juga membelai punggung Zella sambil terus berciuman.
Dan perlahan Nathan menggendongnya menuju kamar agar dia bisa membawanya ke kasur.
Zella yang mendapatkan kembali kesadarannya pun segera mencoba melepaskan ciuman itu.
Namun tampaknya Nathan tidak membiarkannya melepaskan ciumannya kali ini. Sebaliknya, dia tetap menempelkan bibirnya ke bibir Zella sambil terus menarik ke arahnya.
Dan perlahan dia membalikkan tubuh Zella, menyeretnya ke tempat tidur. Dia sekarang menjepitnya ke tempat tidur dan terus berciuman dengan penuh gairah.
Nathan nampaknya menikmati bagaimana perjuangan istrinya dan betapa kerasnya usahanya untuk melepaskan diri dari cengkraman dan pelukannya.
Zella pun memukul dada suaminya, upaya agar ciuman itu berhenti.
Nathan menghentikan ciumannya selama beberapa detik dan terkekeh saat Zella memukul bahunya
"Oh, sekarang kamu pikir kamu bisa kabur dengan melakukan itu?"
Nathan tertawa kecil sambil terus menekan Zella dengan tubuhnya. cara dia kini menatapnya dengan mata dinginnya, saat dia bergerak kembali untuk menciumnya lagi.
Zella masih bisa mendeteksi kekejaman di wajahnya saat dia kembali menciumnya dengan penuh gairah
"Wait!"
Nathan sekarang menghentikan ciumannya lagi karena dia sekarang menghadapnya. Zella masih dapat menyadari bahwa tatapan kejamnya masih tertuju padanya setelah dia memintanya menunggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAZÉL || END
Mystery / ThrillerNathan yang menyembunyikan identitas sebagai pemimpin gangster dari istrinya.. "tapi aneh. hanya kepalanya yang tersisa, lalu dimana badannya? siapa yang membunuhnya? apa ini kebetulan atau karma? aku penasaran" ujar Zella, istri Nathan yang bingun...