BT 22

29 2 1
                                    

Eh satu lagi, bonuss🌛
•••

Acara masih berjalan dengan meriah, banyak orang-orang yang sibuk berfoto dan menyalami pengantin. Sedang aku malah sibuk makan di temani oleh Mas Erlangga. Entah mengapa, aku tidak bisa berhenti mengunyah. Mungkin karena masakannya enak-enak kali.

"Aaaa lagi."

Mas Erlangga kembali menyodorkan sendok berisi potongan siomay, segera aku membuka mulut dan menerima suapannya lagi. Rasanya beda, jauh lebih enak. Apalagi, Mas Erlangga yang menyuapi.

Untung dia mau menuruti permintaan aku, seneng banget deh.

"Maaf ya Mas, aku ngerepotin. Gak tau kenapa, aku pengen kamu suapin aku," ucap ku merasa bersalah.

Dia tersenyum, mengusap kepalaku lembut. "It's ok."

Aaaa, makin cinta deh. Tapi sayang, aku hanya bisa mengucapkan nya dalam hati. Rasanya belum berani memberitahu Mas Erlangga langsung. Dia juga belum bilang kalau cinta aku, masa aku harus bilang lebih dulu sih?

"Erlangga."

Aku dan Mas Erlangga kompak menoleh, mataku membulat saat melihat siapa orang yang memanggil. Dia ... dia adalah lelaki botak yang ku lihat tadi dan obrolan telfonnya tidak sengaja aku dengar. Siapa dia? Mengapa kenal dengan suamiku?

Mas Erlangga berdiri, aku juga ikut berdiri disampingnya. Pria paruh baya di hadapan kami menatapku tajam, kemudian beralih mantap suamiku.

"Jadi, hanya demi dia, kau menolak putri kesayangan ku?" tanyanya dengan nada dingin.

Aku terdiam. Apa jangan-jangan, dia ayah dari Jolie?

"Tuan William, saya bukan lagi keluarga Elanggranu. Papa saya sendiri yang memutuskan hubungan darah kami, jadi saya bukan lagi orang kaya. Apa anda rela, melihat hidup putri anda menderita karena menikah dengan pria seperti saya?"

Nada bicara Mas Erlangga tidak jauh berbeda, keduanya saling tatap dengan tajam. Tidak lama, Jolie datang. Perempuan itu terlihat begitu cantik, sangat mempesona. Dengan gaun berwarna biru laut yang menjuntai sampai lantai dan rambutnya yang disanggul sedemikian rupa, aku yakin banyak pria yang terhipnotis akan kecantikan nya.

Lalu mengapa, dia terus mengejar-ngejar lelaki yang sudah beristri?

Mas Erlangga meliriknya sebentar. "Lo cantik Jolie, lo juga punya segalanya dan bisa mendapatkan apapun yang lo mau. Jadi, menjauh dari hidup gue dan Senna. Cari cowok lain, karena sampai kapanpun gue gak akan pernah cinta sama Lo!"

"Kamu jahat Erlangga! Aku benci!" bentak Jolie, dia menatapku dengan mata memerah dan langsung berjalan cepat meninggalkan kami sambil terisak pelan.

Seorang pria berwajah datar yang mungkin pengawalnya, langsung berlari mengejar perempuan itu. Sedang Tuan William nampak mendekat, bau tembakau yang menyengat dari rokok yang di pegangnya membelai indera penciuman ku.

"Kau akan menyesal!" bisiknya penuh penekanan dan langsung beranjak pergi.

Di ujung sana, aku lihat Papa menghampiri Tuan William. Papa mertuaku itu nampak begitu menyanjungnya. Dia sempat melirik ke arah kami dengan sinis, sebelum mengajak ayah dari Jolie itu duduk di meja yang di khususkan untuk tamu VIP.

Jantungku berdebar, rasa takut tiba-tiba mendera. Mengingat kembali ucapan ayah Jolie di telfon juga ancamannya tadi, aku yakin dia bukan orang sembarangan. Apalagi dia membahas tentang penyelundupan dan pengiriman.

Siapa sebenarnya tuan William itu? Ya Allah, lindungilah kami.

"Gak usah di pikirin, Senna."

Aku mendongak menatap Mas Erlangga. Apa aku harus memberitahukan nya pada dia, tentang semua yang ku dengar. Mungkin, tuan William orang berbahaya dan mungkin juga ingin berbuat jahat pada Papa. Tapi ... aku tidak punya bukti, aku takut ini akan menjadi fitnah.

Benang Takdir [T A B I R C I N T A]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang