Vote and comment for appreciation
***
Dua manusia yang berstatus sebagai mantan sepasang kekasih itu seolah membeku. Waktu seakan berhenti berputar. Gelenyar tak nyaman itu kembali bersemayam dalam hati Osean. Rasa itu masih ada untuk cewek yang kini masih berdiam diri di hadapannya.
"Kak Sean ... maaf aku lancang ke sini, aku--"
"Udah, kan? Kalau udah selesai jenguk, kamu bisa pergi."
Tak dapat dipungkiri sikap Osean padanya membuatnya terluka. Namun semua yang ia dapatkan saat ini mungkin adalah bentuk karma untuknya karena hampir membuat hubungan sepasang sahabat di hadapannya ini hancur.
"Iya, aku mau pulang, kok."
Jasmin mengembuskan napas pelan. Ada sesak yang membelenggu. Matanya bergulir sesaat, melihat presensi Cakra yang masih terlelap damai.
"Nggak usah dikasih tahu aku ke sini ya, Kak. Aku, aku selalu berdoa pada Tuhan biar Kak Cakra sembuh."
Osean diam. Kendati rasa cinta itu masih ada, namun sakit hati dan penyesalan itu jauh lebih mendominasi. Osean melihat mantan kekasih itu mulai melangkah pergi tanpa sedikit pun menoleh. Sengatan menyakitkan itu begitu perih. Apalagi jika mengingat bahwa cintanya telah membuat sahabat terbaik terluka.
"Cak?"
Osean mencoba membangunkan sang sahabat. Namun sepertinya lelap itu tak kunjung usai. Maka Osean pun menggendong tubuh kurus itu di atas punggungnya dengan hati-hati.
Langkahnya begitu pelan karena takut Cakra terjatuh. Dalam diamnya Osean kembali merasa sesak. Tubuh dalam gendongannya terasa ringan. Bahkan mungkin seberat tubuh anak SMP.
'Cakra, maaf kalau egois. Please, jangan pergi.'
Air matanya tanpa sadar meluruh. Ternyata ia telah melewatkan keseharian sahabatnya selama ia berpacaran. Jika tahu ia cinta ternyata menghancurkan segalanya, ia lebih memilih menjadi jomlo seumur hidup.
Matanya memandang nanar pada sosok sahabat yang telah ia baringkan di ranjang. Banyak hal yang ia lewatkan. Termasuk monster yang ternyata makin kuat menyerang Cakra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumantara Berkabut Nestapa [END]
Novela Juvenil"Cak, nggak capek pura-pura bahagia?" Dalam hidupnya, Cakrawala hidup bagai tanpa beban. Punya keluarga yang menyayanginya, sahabat yang selalu ada untuknya, dan kekayaan yang melimpah. Namun setiap makhluk Tuhan tak pernah menggenggam kesempurnaan...