BAB 15 👀

126 14 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












"SIALLLLL, RAFAEL BANGSATTT! PERSETAN!! BAJINGAN, NGEN---"

"Minum dulu, Aletha."

Aletha merampas minuman dari Ara. Dengan mulut yang masih mencibir, ia meneguk air tersebut hingga tandas. Zira dan Tisya saling melempar pandangan. Pasalnya, Rafael dan Aletha baru saja membuat satu sekolah heboh perkara bermain basket tadi pagi.

"Ck, sayang banget gue baru nonton pas mereka debat doang, pas mainnya kagak," Gerutu Tisya mengerucutkan bibirnya.


Flashback on

"Lo main curang 'ya, anjir!!" Tuduh Aletha sambil menunjuk ke arah Rafael.

Rafael mendribble santai bola basket tersebut, "Kalah mah kalah aja, baby.."

"GAK! AYO MAIN ULANG!"

"Mana bisa? 'kan udah ada pemenang," Balas Rafael.

Suasana lapangan basket makin ricuh. Mereka bersorak memberi ucapan selamat pada Rafael meski itu dari jarak jauh. Liam? Pria itu masih diam melipat kedua tangannya di depan dada sambil mengumpat banyak di dalam hatinya.

'Gara-gara Rafael, acara makan gue gagal!'

Aletha masih menatap sengit ke arah Rafael, "Kasih gue keringanan lah, 'kan lo tau gue mainnya make seragam begini!"

Rafael berpikir sejenak, "Oke," Ia mendekat ke tempat Aletha berdiri. Rafael langsung memajukan wajahnya membuat Aletha sedikit-sedikit memundur-mundurkan wajahnya hingga wajah keduanya begitu dekat membuat Aletha menahan nafasnya, "Lo jadi pacar gue selama satu bulan, itu doang keringanan dari gue." Ucap Rafael seperti bisikan.

Aletha mendorong wajah Rafael. Jangan lupakan dengan beberapa orang yang melihat adegan tersebut sambil menjerit salah tingkah.

"Oke, gue mau! tapi, jangan publish hubungan ini," Tutur Aletha.

Rafael mengangguk, "It's okay,"

Rafael beralih menatap Liam yang sudah lebih dulu menatap tajam ke arahnya, "1-0" Ucapnya dengan nada remeh.

Liam mengepalkan tangannya kuat-kuat, "Gue gakkan kalah, Raf." Desisnya.

Flashback off

•••

"Di sini ada Aletha?" Suara berat dan serak milik Rafael mengejutkan seorang gadis yang tengah menyapu depan pintu kelas.

"I-iya.. Dia ada di dalam," Jawabnya.

Rafael mengangguk singkat. Ia masuk ke dalam kelas Aletha. Ia menatap Aletha yang sedang kelihatan sibuk berbagi cerita pada teman-temannya.

TRANSMIGRASI SANG PENULIS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang