PROLOG

377 29 1
                                    

holaaaa👋🏻👋🏻 tolong di cerna setiap alurnya, krna ada banyak plot twsitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

holaaaa👋🏻👋🏻 tolong di cerna setiap alurnya, krna ada banyak plot twsitnya

KOMEN & VOTE PLEASE . . .




***

Seorang gadis berkaos hitam oversize lengan pendek dan celana pendeknya yang sepaha dengan rambutnya yang di cepol sempurna menampilkan leher jenjangnya yang terekpos memperlihatkan betapa putihnya kulit gadis tersebut.

Ia tampak sibuk dengan beberapa deretan buku yang berantakan di atas meja belajarnya beserta lembaran kertas yang berhamburan. Dengan cepat, jari-jemari gadis tersebut menuliskan sebuah cerita di buku catatan dengan gesit.

Suasana di kamar gadis tersebut sunyi nan gelap, hanya terdapat cahaya dari lampu meja belajar saja yang menerangi meja belajar. Ia berhenti menulis sejenak. Dengan kasar, gadis tersebut menarik halaman kertas yang ia tulis lalu meremasnya membentuk gumpalan kertas yang tak beraturan. Kemudian, melemparnya ke sembarang arah.

Gadis yang tengah duduk di kursi meja belajar tersebut adalah Leona Khalista. Gadis cantik dengan kulit putihnya yang mulus beserta manik matanya yang hitam pekat. Ia adalah seorang penulis biasa yang gemar berbagi imajinasinya kepada seluruh pembaca. Sudah sebanyak lima kali ia menerbitkan bukunya. Jadi, menulis novel sudah menjadi hobi atau makanan sehari-hari. Ia mahasiswi kuliah yang jarak kampus dengan rumahnya lumayan dekat.

Gadis tersebut melepas kasar kacamata hitam yang di kenakannya. Ia menghela nafas dengan mata yang terpejam, "Cerita ini harus berakhir. Pokoknya, si tokoh yang playing victim ini harus mati," ujar Leona terdengar lesu.

"Gimana akhirnya 'ya? Jadi, cerita ini bakal berakhir pas dua tokoh utama ini mengucap janji suci. Eh, sad end atau happy end 'ya? Tokoh laki-laki ini gue buat mati deh! Biar para pembaca kecewa," monolog Leona dengan seringai devil -nya.

"Fine! Ini baru cerita yang gue suka," Leona kembali fokus ke arah lembar kertas kosong dan mulai menulis beberapa ide yang tercantum di pikirannya saat ini.

Krucukk

Perut gadis tersebut berbunyi memberi alarm merah dan segera meminta untuk diisi. Atensi gadis tersebut beralih ke arah perutnya yang dimana tengah terjadi demo di dalamnya.

"Ssshh... Sabar 'ya, guys? Gue bakal segera nyari mamam kok. Tapi, minimarket masih buka gak 'ya jam segini?" Leona tersebut melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 22. 34

"Kayaknya masih. Kalo tutup, nanti tinggal gedor-gedor!" Leona mengambil cardigan pink yang menggantung di gantungan lemari kemudian segera memakainya.

"Saatnya mencari kudapan, untuk di makan!"

Ia membuka pintu rumahnya hendak pergi keluar. Namun, langkahnya terhenti kala melihat sebuah kotak hadiah dengan bunga di atasnya. Ia mengernyit.

"Udah bukan sekali dua kali ada orang asing ngirimin gue ini. Siapa, huh? Gue jadi risih," Monolog Leona karena akhir-akhir ini ia banyak menerima hadiah dari banyak namun tak ada nama pengirimnya. Siapa yang memberinya hadiah?

TRANSMIGRASI SANG PENULIS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang