"Saya berpisah dengan keluarga saya karena suami saya selingkuh dengan rekan kerjanya."
"Hingga, terjadi kekerasan dan perkelahian antara saya dan suami saya yang berakhir saya kabur dari rumah meninggalkan Elana,"
"Hiks... Bukannya saya tak bertanggung jawab, saat itu Saya hanya berpikir, harus tenang selagi tak bersama suami brengsek itu. Tapi, ketika saya ingin kembali pulang setelah 6 minggu pergi dari rumah.."
"Mereka sudah tak ada. Elana di bawa,"
Aletha dan Rafael menatap sendu ke arah wanita paruh baya tersebut. Ternyata, ini alasan mengapa ibunya berpisah dengan Elana saat masih kecil. Memang sudah dari dulu Ayahnya Elana itu brengsek. Aletha tak mengira, sepedih ini kisah Elana kecil. Ayahnya yang suka selingkuh, Elana yang selalu mendapat kekerasan, ibu tirinya yang membencinya, dan Amora dalang dari semuanya.
"Kita paham. Maaf karena aku tante harus ceritain hal yang sepatutnya di private" Lirih Aletha masih bisa di dengar.
"Saya yang ingin menceritakannya sendiri. Bukan salah kamu," Tukas wanita itu.
"Perkenalkan saya Olivia." Lanjutnya memperkenalkan diri.
Aletha mengangguk, "Hai, tante Oliv! Aku Aletha dan ini---"
"Rafael," Sela Rafael.
"Ah, pas Elana kecil, Rafael itu deket banget lho sama Elana. Tapi, semua berubah semenjak ada anak jahannam---Ah! Ada Amora!" Ucap Aletha terkikik geli.
"Teman masa kecil? Berubah?"
Aletha mengangguk dua kali, "Yap! Elana jadi gak deket sama Rafael lagi karena Amora pepetin Rafael mulu."
"Ale, gak perlu bahas yang itu.." bisik Rafael geram.
"Begitu? Apa anak yang bernama Amora itu merubah segala kehidupan Elana?" Tanya Olivia serius.
Brakk
"BENER BANGET, TANTE! Eh, m-maksudnya.. Iya, bener," Secara reflek Aletha menggebrak meja.
Rafael terkekeh, "Perlu di ceritakan lebih detail, bagaimana kehidupan Elana setelah tante gak ada hubungan lagi sama dia?" Tanya Rafael menatap Olivia.
Olivia berdehem, "Ng... B-Boleh, silahkan."
Aletha dan Rafael saling melempar pandangan. Sampai, senyum khas milik Rafael terukir di bibir pria tampan itu.
"Oke,"
••••
Cahaya mentari menerangi kamar Aletha dari jendela kaca. Seorang gadis sedang mengenakan kaos kaki sepanjang lututnya di tepi ranjang.
Aletha mendengus, "Dingin banget pagi-pagi," Monolognya.
Ia berjalan melangkah menuju meja belajarnya. Aletha mengambil ponselnya di atas meja lalu jari lentiknya mulai mengetik sesuatu di dalamnya.
"Bil, nanti siang gue mau ke rumah sakit."
"Mau nemenin Elana?"
"Iya, lo ikut gak?"
"Ikut! Nanti gue ajak yang lain 'ya?!"
"Hm, oke!"
"Nanti kabarin aja kalo mau berangkat,"
"Iyaa,"
Aletha berjalan menuruni tangga. Hingga langkah kakinya berhenti di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SANG PENULIS [On Going]
Fantastik"Cakep juga dunia fiksi hasil tangan gue," Ucap seorang gadis yang memandang takjub pada dunia novel ciptaannya. "Asal lo pada tau! kalo bukan karena gue, gak ada yang namanya dunia novel 'Love for Morael' anjir! Lo pada gak bakal hidup kalo bukan k...