"Ck, lipstik-nya tebel amat. Hapus ah!"
Aletha sibuk berkutat di meja riasnya sambil menunggu Rafael tiba menjemputnya. Seperti yang mereka obrolkan tadi di kantin, Aletha akan menerima ajakan Rafael untuk datang makan malam jika Rafael ingin menuruti keinginannya, yaitu mengantar Amora pulang. Ya, ini kesempatan untuk Aletha membuat Rafael jatuh cinta pada Amora.
Ceklek
"Ale?!"
srett
Sial. Akibat suara lantang milik Arga, lipstik yang hendak Aletha polesi ke bibirnya jadi meleset mengenai pipi. Arga yang melihat penampilan Aletha sedikit terbelalak kaget dengan kekehannya.
"Mau ngebadut di jalan tol mana, Tha?" Ejek Arga.
Aletha menatap tajam ke arah Arga, "ANAK ANJ---"
"Ada yang lagi nungguin lo di bawah. Pacar 'ya?" Ucap Arga menyela ucapan Aletha yang hendak memberikan umpatan.
Aletha terdiam, 'Buset, cepet juga nyampenya,'
"Okey, bentar lagi gue si---"
"Pacar lo?" Sela Arga.
Aletha kembali sibuk berkutat, "Monyet baru gue," Balasnya tanpa menoleh ke Arga.
Arga terkekeh, "Gue juga mau jadi monyet lo,"
"Ck, no gombal-gombal! Sono balik lagi ke habitat lo, jangan ganggu!" Delik Aletha yang di balas cibiran oleh Arga sebelum beranjak pergi.
••••
Mobil mewah milik Rafael mulai memasuki kediamannya. Setelah menjemput Aletha, gadis itu berpikir kalau Rafael akan menjemputnya dengan motor. Ternyata dugaannya salah, Rafael malah membawa mobil untuk menjemput gadisnya.
Ceklek
"Rafael baw---"
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ALHAMDULILLAH, SELAMA INI RAFAEL GAK HOMO! AKHIRNYA DIA BAWA CEWE CANTIK KE RUMAHH!!!" Jerit girang seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah ibu kandung Rafael. Rania.
Rania berlari memeluk erat tubuh Aletha. Aletha sontak terkejut mendapat serangan mendadak seperti itu. Rafael geleng-geleng kepala sambil mencoba memisahkan kedua gadis itu.
"Udah, Bund. Nanti Aletha-nya sesek! kalo dia mati, Rafael nge-gay aja 'ya?!"
"E-eh.. Gak boleh! Lagian, bunda seneng banget liat pacar kamu ini, Raf!" Ucap Rania namun tak urung mendekap Aletha.
"Bundaa.." Tegur Rafael dengan helaan nafas.
"Hehehe.. Iya-iya.. Aletha cuma punya kamu, bukan Bunda." Cicit Rania seraya melepas dekapannya.
Akhirnya, Aletha bisa bernafas lega. Ternyata tak seburuk itu, Rania mudah sekali akrab dengan siapa saja.
"Ah, ayo duduk dulu! Daddy-nya Rafael masih kerja. Jadi, biar bunda aja 'ya yang sambut kamu." Tutur lembut Rania sembari menuntun tangan Aletha menuju meja makan.
Memang di ceritakan, Ayah Rafael suka sekali pergi keluar kota untuk bekerja. Hingga, Rafael akan merasa kesepian di rumahnya tanpa ada sosok kepala keluarga. Namun, berkat adanya Amora, hidup Rafael jadi penuh warna. Ia tak lagi sedih memikirkan sang Ayah, melainkan tergantikan dengan Amora yang begitu ia cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SANG PENULIS [On Going]
Fantasy"Cakep juga dunia fiksi hasil tangan gue," Ucap seorang gadis yang memandang takjub pada dunia novel ciptaannya. "Asal lo pada tau! kalo bukan karena gue, gak ada yang namanya dunia novel 'Love for Morael' anjir! Lo pada gak bakal hidup kalo bukan k...