BAB 3 ✨

280 24 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Vote dulu bentar, apa susahnya?
BURUAN TAP BINTANG DI BAWAH, OKE??
happy reading . . .

🌷🌷🌷🌷

Di pagi yang cerah, burung-burung berkicauan menyambut bagaskara yang terbit menerangi dunia. Seorang gadis dengan rambut berantakan beserta piyamanya yang bisa di bilang kusut itu tengah menyikat gigi sebelum masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh diri.

"Cepet atau gue tinggal?" Tiba-tiba suara khas laki yang berat nan serak mengejutkan Aletha dari kegiatan menyikat giginya.

"Ck, apasih! Bisa gak usah kagetin gak, setan!?" Erang Aletha.

Arga hanya datar saja memandang lekat seorang gadis di depannya ini, "Gue ulangin, cepetan atau gue ting---"

"Kok ngatur? Anda donatur?!" Sela Aletha lalu segera menyelesaikan menyikat giginya.

"Aneh," satu kata yang keluar dari mulut Arga membuat Aletha mengernyit bingung.

"Lo aneh, tau gak?" Aletha kini berbalik badan menghadap Arga yang sudah lebih dulu menatap dirinya.

"Aneh darimana?" Tanya Aletha.

"Biasanya lo bakal duluan bangun pagi sebelum gue, kenapa udah jam segini lo baru bangun?" Tegur Arga dengan nada seriusnya.

Aletha jadi gelagapan sendiri kala mendengar teguran tersebut, "Ah, s-sorry.. gue semalem bergadang,"

"Gue tinggal, kalo lo lama." ucap Arga hendak berbalik untuk melangkah pergi.

"Mulai sekarang, lo gak usah bareng gue lagi ke sekolah. Fine? Gue memutuskan untuk berangkat naik motor sendiri,"

Mendengar itu, Arga langsung berhenti melangkah lalu atensi pria itu kembali pada Aletha, "Kenapa tiba-tiba?"

"Ya gak ngapa-ngapa! Sampe hari seterusnya, jangan berangkat bareng gue lagi oke?"

Arga mengerutkan alisnya, "Gue rasa, maksud lo seharusnya 'jangan berangkat bareng lo lagi' deh,"

"Ish, apapun itu! Pokoknya, I' don't care! Oke, silahkan duluan pergi." Balas Aletha kemudian masuk ke dalam kamar mandi

Arga terdiam sejenak, "Ternyata benar, firasat gue gak salah. Dia lupa ingatan, Iya 'kan?"

••••

Saat ini, Aletha sudah tiba di sebuah gedung sekolah. Banyak orang berlalu lalang sesekali menatap terkejut ke arah Aletha yang tengah memarkirkan motor hitam besarnya. Ralat, sebenarnya itu milik ayahnya. Karena, Aletha tentu belum membeli motor khusus untuknya. Lagipula, koleksi motor milik ayahnya bagus juga.

TRANSMIGRASI SANG PENULIS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang