Setelah seharian berjuang melawan lumpur di ladang, Ragil melangkah dengan gontai menuju sendang di ujung desa. Seperti biasa dia akan selalu membersihkan diri dan mandi sebelum kembali ke rumah. Dengan cangkul yang seolah-olah menjadi tongkat sihirnya, ia melangkah pelan, meski tubuhnya masih berlumuran tanah, pesona ketampanannya tetap bersinar seperti bintang di malam hari.
Ragil, tak begitu peduli dengan penampilannya yang kotor, meskipun begitu, wajahnya terlihat seperti cuaca mendung, seolah-olah ia masih terjebak dalam kenangan pahit di warung Yu Jem pagi tadi. Insiden itu membuat hatinya bergetar seperti gitar yang dipetik sembarangan, karena ada orang yang berani meraba area pribadinya.
Dengan napas yang lebih panjang dari antrian di warung kopi, Ragil berusaha mengusir pikiran itu dan mempercepat langkahnya, Ragil melangkah dengan semangat, meski hatinya masih bergejolak seperti popcorn yang baru saja dipanaskan.
Ia berusaha untuk tidak memikirkan insiden yang membuatnya merasa marah dan jengkel, dengan tekad yang kuat, ia melanjutkan perjalanan menuju sendang, berharap bisa menemukan ketenangan di sana yang bisa mengusir semua pikiran buruknya.
Di pinggir desa, ada sebuah sendang yang airnya jernih banget, sampai-sampai bisa dipakai untuk cermin! Tempat ini jadi favorit penduduk dan pemuda desa untuk menjalani aktivitas sehari-hari, terutama saat mandi. Di sendang ini, ada aturan tak tertulis dimana para wanita datang di pagi hari, sementara para pria baru muncul di sore hari, mungkin setelah berjuang melawan rasa malas.
Ragil melangkah dengan penuh percaya diri menuju ujung desa, tempat di mana sendang bersembunyi di balik pepohonan besar. Jalan setapak yang menurun itu dikelilingi oleh sawah hijau yang seolah-olah berusaha mengundang Ragil untuk berlari lebih cepat, sesampainya di sana, Ragil mendapati beberapa pemuda sudah berkumpul, termasuk Danu yang tampak asyik berendam.
Dengan bebas dan santai kumpulan pemuda itu mandi tanpa sehelai benang pun, seolah-olah malu itu adalah barang langka yang hanya ada di toko-toko. Pemandangan ini sudah jadi rutinitas tiap sore, di mana para pemuda bercanda sambil membahas gosip dan kisah cinta para gadis desa, seolah-olah mereka adalah juri di ajang pencarian bakat cinta!
Hari ini, Danu tampak seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru saat bercerita kepada sekelompok pemuda yang mengerumuninya.
"Kalian pasti tidak akan percaya, janda cantik di desa ini, yang biasanya hanya melirikku dengan tatapan dingin seperti melihat kucing liar, tiba-tiba berani meraba-raba tubuhku! Dia bahkan tertawa riang saat melakukannya," ungkap Danu dengan senyum lebar, seolah-olah baru saja mendapatkan hadiah besar dalam undian.
Dalam sekejap, para pemuda itu berkumpul seperti semut yang menemukan gula, penasaran dengan apa yang sedang terjadi.
"Aku bahkan bisa memegang dan merasakan dua gunung kembar itu!, sangat kenyal....dan mengagumkan " Danu berkata dengan bangga.
"Tadi pagi, dia bahkan ngajak aku untuk melakukan hal 'itu', sungguh hari yang beruntung" tambahnya sambil menggaruk-garuk kepala, seolah-olah baru saja mengungkapkan rahasia besar yang bisa mengguncang dunia.
Semua mata tertuju pada Danu, yang kini terlihat seperti pahlawan yang baru pulang dari medan perang.
"Serius, guys! Ini bukan hoax!" teriaknya, berusaha meyakinkan teman-temannya.
Teman-temannya hanya bisa tertawa, membayangkan betapa dramatisnya cerita Danu ini, seolah-olah dia baru saja mengalami petualangan di film blockbuster. Rasa ingin tahu di antara mereka semakin membara seperti kompor yang dinyalakan tanpa pengatur suhu.
"Kalian tahu, aku ini bukan tipe yang lemah sama cewek, bahkan setelah satu jam kami beraksi, aku masih merasa kayak belum makan seharian," Danu berkata sambil tertawa, membual membanggakan vitalitasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Semata Wayang BL Series (21+)
RomanceWarning! Cerita BL (21+) Bersambung! Peringatan cerita ini mengandung unsur percintaan sesama jenis (Gay), mengandung plot drama 21++, dan seksualitas secara eksplisit, bagi yang tidak berkenan dari awal dan di bawah umur 18, JANGAN DIBUKA! Ragil p...