Aji itu seperti bayangan yang tak pernah mau pergi, selalu mengganggu Ragil di mana pun dia berada. Hari ini, tanpa rasa malu sedikit pun, Aji mengikuti Ragil ke ladang.
Dia bertekad mencari spot yang nyaman dan teduh di tepi ladang, lalu rebahan di bawah pohon sambil mengawasi Ragil bekerja dengan semangat yang menggebu-gebu, seolah-olah Ragil sedang melakukan pertunjukan sirkus.
Sementara Ragil berkutat dengan pekerjaannya, Aji berbaring santai, seolah-olah dia adalah raja yang sedang menikmati pertunjukan gratis.
Aji akan merasakan kepuasan luar biasa saat melihat Ragil beraksi di ladang. Dengan postur tubuhnya yang tinggi dan berotot, Ragil memancarkan aura kejantanan yang tak terbantahkan.
Setiap gerakan yang dilakukannya di tengah ladang akan dipenuhi dengan semangat, sementara tetesan keringat yang mengalir di setiap ototnya menambah pesona maskulin yang dimilikinya, seolah ia adalah seorang atlet binaraga yang sedang berlatih.
Dengan mata berbinar-binar, Aji mengamati setiap gerakan Ragil, seolah-olah dia sedang menonton film blockbuster.
Saat ragil merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat, dia akan melangkah ke gubug kecil di samping ladangnya.
Dan, seperti magnet yang tak bisa dipisahkan, aji pun akan segera muncul, seolah-olah dia adalah bayangan Ragil.
Ragil pun terheran-heran, "Apa kau ini anjing peliharaan yang selalu menempel ke mana pun aku pergi?, hari ini kau masih juga ikut ke ladang? Apa kau tidak punya pekerjaan lain yang lebih penting?" tanya ragil dengan nada yang penuh sindiran.
"Kau tahu, orang-orang rumah sangat khawatir kalau aku terlalu capek mempersiapkan pesta. Mereka takut aku bakal tumbang sebelum acara dimulai. Jadi, mereka melarangku banyak membantu soal pesta, aku pun jadi pengangguran dadakan, yang bisa aku lakukan hanya mencari cara untuk menghabiskan waktu," kata Aji sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tapi kenapa kau selalu nempel di sampingku?" tanya Ragil dengan nada kesal. "Kau itu seperti bayangan yang tidak mau pergi, bikin aku kesal saja".
"Karena berada di dekatmu itu seru, seperti nonton film komedi yang tidak ada habis-habisnya!"
Ragil mendengus, "Omong kosong! Kau itu lebih banyak bikin masalah daripada hiburan!"
Aji hanya tersenyum malu dan menjawab, "Aku tahu, kadang-kadang aku memang bikin masalah dan kejutan! Tapi itulah yang bikin hidup ini seru dan menyenangkan, kan? Tanpa kejutan, hidup ini bagaikan nasi tanpa garam!"
"Tapi, seharusnya kamu meringkuk di rumah saja, tinggal beberapa hari lagi sebelum hari H, harusnya kamu dipingit?!" kata Ragil dengan serius. "Kamu tahu kan, tradisi ini sudah ada sejak zaman dinosaurus, seharusnya kamu lebih patuh!"
"Ah, itu kan tradisi kuno! Sekarang ini, siapa yang masih mau terjebak di rumah kayak penjara?!" sahut Aji sambil tertawa. "Lagipula, kalau dipingit, aku bisa-bisa mati karena saking bosannya!"
"katakan padaku kapan kau juga akan menikah?, Dengan wajah tampanmu yang bikin cewek-cewek desa berdesakan kayak antri sembako, pasti banyak yang mau jadi istrimu!" kata Aji sambil nyengir lebar.
"Kamu pikir nikah itu kayak beli gorengan di pinggir jalan? Apalagi buat orang miskin kayak aku, mau kasih makan anak orang pakai apa? Nanti anaknya malah jadi pengemis, bukan pengantin!" balas Ragil sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"lagian aku masih merasa muda, jadi nggak ada rencana buru-buru untuk menikah," kata Ragil lebih lanjut.
"Iya, bener juga sih, aku juga belum kepikiran untuk cepat-cepat menikah. Tapi orang tuaku udah terus-terusan ngingetin supaya semua anaknya segera menikah. Katanya sih, biar bisa menghindari zina, gitu," sahut Aji sambil menggeleng-gelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Semata Wayang BL Series (21+)
RomanceWarning! Cerita BL (21+) Bersambung! Peringatan cerita ini mengandung unsur percintaan sesama jenis (Gay), mengandung plot drama 21++, dan seksualitas secara eksplisit, bagi yang tidak berkenan dari awal dan di bawah umur 18, JANGAN DIBUKA! Ragil p...