Bab 12 Pergi Melihat Film

15 2 0
                                    

Hari ini adalah hari bahagia bagi Aji dan Sumi yang menggelar pernikahan, sementara Ragil merasa seperti burung merdeka yang baru saja keluar dari sangkar. Aji, yang biasanya lengket seperti lem super, hari ini hilang bak ditelan bumi.

Ragil pun merasa lega, seolah-olah beban berat di punggungnya hilang seketika. Bayangkan saja, selama ini Aji selalu menempel seperti perangko, mengikuti Ragil ke mana pun, dari rumah, ladang, hingga saat Ragil berusaha menikmati momen tenang di sendang.

Kini, Ragil bisa bernapas lega tanpa khawatir Aji tiba-tiba muncul di belakangnya dengan senyum lebar dan pertanyaan yang sama: "Mau ke mana?". Mungkin Aji sedang sibuk dengan persiapan pernikahan, atau mungkin dia sedang bersembunyi dari Ragil, takut ditanya tentang rencana masa depan. Yang jelas, Ragil bertekad untuk menikmati hari ini tanpa gangguan, sambil berharap Aji tidak tiba-tiba muncul dengan kostum pengantin!

Pesta pernikahan Aji berlangsung meriah di malam hari. Mempelai duduk anggun di atas panggung kecil, sementara kursi-kursi tamu undangan berjejer rapi di depannya, seperti barisan tentara yang siap berperang. Ragil dan Danu, dua sahabat yang selalu kompak, memilih duduk di kursi paling belakang, berbaur dengan pemuda-pemuda desa yang lain. Acara pesta berakhir tepat pukul 9 malam, dan suasana mulai terasa sepi, seperti sisa-sisa makanan yang ditinggalkan di meja.

"Eh Gil, malam ini jangan pulang dulu habis dari sini," bisik Danu dengan nada misterius.

Ragil, yang selalu penasaran, langsung bertanya, "Emang ada apa, Dan?"

Danu mendekatkan wajahnya, seolah-olah sedang merencanakan sesuatu yang sangat rahasia. "Ikut aja, nanti malam kita mau nonton film," bisiknya lirih.

Ragil mengernyitkan dahi, bingung, "Malam-malam mau nonton film? Di desa kita ini? Emang sedang ada layar tancap?"

Danu hanya menjawab, "Udah, kamu ngikut saja, jangan banyak tanya!"

"Baiklah, jam berapa kita nonton filmnya? Tapi aku mau pulang dulu, ganti baju, ya!" kata Ragil dengan nada santai.

"Hmm, jam berapa ya... tunggu sebentar," jawab Danu sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. Danu pun berlari ke arah sekelompok pemuda desa yang sedang asyik ngobrol dan tertawa, seolah-olah mereka baru saja menemukan harta karun di kebun.

Danu terlihat serius saat berbicara dengan salah satu pemuda, kepalanya mengangguk-angguk seakan-akan sedang mendengarkan rahasia negara. Setelah itu, dia berlari kembali ke Ragil dengan semangat yang menggebu.

"Oke, nanti aku jemput kamu tengah malam, sekitar jam 12-an," kata Danu.

Ragil langsung melongo, "Hah, jam 12 malam? Kita mau nonton film atau mau jadi pencuri?" tanyanya dengan wajah bingung.

"Pokoknya, jangan tidur dulu malam ini, ya! Tunggu aku jemput, oke?" Danu menambahkan, seolah-olah itu adalah misi rahasia yang sangat penting.

Ragil mengangguk meski masih bertanya-tanya apakah benar ada film yang diputar tengah malam. Akhirnya, sekelompok pemuda itu pun bubar, kembali ke rumah masing-masing

----

Ragil sudah berdiri di depan jendela kamarnya seperti patung yang kehabisan baterai, menunggu Danu datang menjemputnya. Ketika jam menunjukkan tengah malam, tiba-tiba terdengar ketukan yang bikin bulu kuduk merinding. Ragil melompat secepat kilat, seperti kucing yang baru saja melihat ikan asin tergeletak. Begitu jendela dibuka, dia melihat Danu tersenyum lebar, seolah baru saja menemukan dompet di jalan.

"Ayo kita berangkat!" bisik Danu dengan suara pelan, seakan-akan mereka sedang merencanakan misi rahasia untuk mencuri kue dari dapur.

Ragil mengangguk cepat, wajahnya seolah baru saja melihat hantu yang minta selfie. Dia menutup jendela dengan hati-hati, seperti sedang menutup rahasia besar. Sebelum melangkah keluar, dia memastikan simboknya sudah terlelap, mungkin kelelahan setelah seharian membantu pesta di Sumi.

Anak Semata Wayang BL Series (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang