Sore hari Ragil pulang kerumah, begitu Ragil melangkah masuk ke rumah, ia langsung disambut oleh suasana hening yang bikin telinganya berasa seperti di dalam gua.
Tidak ada suara berisik, tidak ada aktivitas yang mencolok, dan ibunya? Entah kemana, mungkin sedang bersembunyi dari drama sinetron yang tak kunjung usai.
Dalam pikirannya, Ragil berasumsi bahwa ibunya mungkin sedang di rumah bibinya, menikmati teh sambil menghindari cucian yang menumpuk.
Ragil merasakan perutnya keroncongan, seperti orkestra yang sedang berlatih tanpa henti.
Dia pun melangkah ke meja makan dan terkejut melihat simboknya sudah menyiapkan hidangan yang melimpah ruah.
"Wah, simbokku memang jago masak, hari ini sepertinya dia mau jadi chef bintang lima!" gumamnya sambil mengusap perutnya yang sudah berteriak minta diisi.
Tanpa membuang waktu, Ragil langsung duduk dan menyerbu makanan yang ada di depannya.
Di antara tumpukan makanan, dia melihat bebek panggang yang menggiurkan.
Air liurnya pun langsung mengalir seperti sungai yang tak tertahan, membayangkan betapa lezatnya hidangan kesukaannya itu.
"Simbok, kamu tahu saja apa yang aku inginkan, ya? Apa kamu punya bola kristal atau semacamnya?" pikirnya sambil tersenyum lebar.
Ragil tak bisa menahan diri lagi, dia mulai melahap makanan dengan semangat seperti seorang raja yang baru saja memenangkan perang.
"Mungkin simbokku adalah peramal makanan, bisa tahu apa yang aku inginkan sebelum aku sendiri menyadarinya!" ujarnya dalam hati.
Dengan setiap suapan, dia merasa semakin bahagia, seolah-olah semua masalah di dunia ini lenyap hanya karena bebek panggang yang lezat itu.
Dia teringat kembali insiden heboh di pasar yang melibatkan ayam panggang dan Aji tadi pagi.
Ragil, yang selalu punya cara unik untuk mengeluh, tampak sedikit kesal saat mengingat kejadian itu.
Sepertinya, anak itu memang punya bakat alami untuk membuat suasana jadi kacau, dan aku mulai berpikir, mungkin lebih baik aku menjauh darinya agar tidak terjebak dalam petaka yang lebih besar.
Setelah berusaha mengusir pikiran tentang Aji, Ragil pun kembali fokus pada makanan yang lebih menggoda: bebek panggang! Dia menggerogoti setiap potongan daging dengan semangat yang luar biasa.
Sisa tulang yang biasanya dianggap tidak berharga, baginya adalah harta karun yang harus disesap hingga bersih.
Dengan lahapnya, Ragil makan seolah-olah dunia akan berakhir besok.
Saat dia asyik menikmati makanannya, tiba-tiba terdengar suara motor yang berhenti di depan rumah.
Suara motor itu bikin telinga bergetar, kayak motor itu pengen ikutan makan bareng kita. Belum lama, suara simboknya muncul dari pintu, mengisi ruangan dengan suara yang seolah-olah dia baru saja memenangkan audisi untuk jadi pembawa acara talk show.
"Ayo masuk dulu, Nak Aji! Simbok mau bikin kopi biar kamu hangat dan enggak ngantuk," serunya dengan semangat
"Makasih, Mbok! Tapi saya udah dikejar-kejar sama orang rumah, disuruh pulang cepat-cepat!"
Si Ragil yang mendengar suara ibunya melongok dari ruang makan, langsung merasa seperti detektif yang baru saja menemukan petunjuk.
"Dari mana saja, Mbok? Kok pulangnya sore banget?" tanya Ragil dengan nada penasaran, seolah-olah ibunya baru saja kembali dari perjalanan ke Mars.
![](https://img.wattpad.com/cover/376568874-288-k273439.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Semata Wayang BL Series (21+)
RomansaWarning! Cerita BL (21+) Bersambung! Peringatan cerita ini mengandung unsur percintaan sesama jenis (Gay), mengandung plot drama 21++, dan seksualitas secara eksplisit, bagi yang tidak berkenan dari awal dan di bawah umur 18, JANGAN DIBUKA! Ragil p...