Malam semakin larut, suara serangga jantan masih menggema dengan merdu, seolah-olah mengundang serangga betina untuk mendekat dan merayakan cinta.
Di tepi hutan, angin yang dingin seolah tak berdaya melawan panasnya suasana di dalam pondok. Dua jiwa yang terikat dalam pelukan penuh gairah, butir-butir keringat mereka mengalir, membasahi kulit yang saling bersentuhan. Dalam setiap desahan nafas yang memburu, ada getaran cinta yang tak terucapkan, mengalir dalam harmoni yang sempurna, seolah dunia di luar lenyap dan hanya ada mereka berdua.
Ragil menghentikan sebentar permainan pinggulnya yang dari tadi asik bergerak maju mundur, dengan posisi separuh batang menancap di dalam lubang sempit itu, Ragil menjatuhkan tubuhnya ke punggung Aji, Aji pun terjatuh, terperangkap dalam momen manis saat Ragil menindihnya dengan lembut.
Kedua kulit saling bersentuhan, dilapisi oleh keringat yang mengalir dan deru napas Ragil yang terdengar terengah-engah di dekat telinga Aji. Aji berusaha menata napasnya, merasakan betapa indahnya malam ini, sementara sosok monster itu masih terjebak setengah jalan di dalam lubang sempitnya.
"berbaliklah, putar badanmu." Pinta Ragil
Aji terlihat bingung, "Bagaimana aku bisa berbalik dalam posisi seperti ini? Turunkan dulu tubuhmu dan cabut barang itu." Aji memberikan perintah tegas.
Ragil menjawab, "Tidak perlu mencabutnya, kamu masih bisa berbalik meski barang itu ada di dalam."
Aji mengernyit, "Bukankah itu akan merepotkan?"
Ragil tersenyum, "Tidak terlalu merepotkan, hanya butuh sedikit usaha." Jelas Ragil sambil bergerak mengangkat badannya, kemudian dengan bagian bawah tubuh mereka masih menyambung Ragil memiringkan tubuh Aji, mengangkat satu kakinya kemudian dalam satu langkah membalikan tubuh Aji sehingga terbaring terlentang menghadap Ragil sekarang
Kini Aji dapat melihat langsung sosok Ragil meskipun dalam suasana yang remang-remang dan minim cahaya. Siluet wajah tampan Ragil, dengan tubuh berotot atletis, benar-benar berada di hadapannya, bahkan bagian bawah tubuh mereka masih saling terhubung.
Ragil meminta Aji untuk membuka kedua kakinya lebih lebar, sambil meraih bantal dan menyelipkannya di bawah pantat Aji. Dengan posisi berdiri di atas lutut dan tubuh sedikit condong ke depan, Ragil mulai menggerakkan pantatnya maju menerobos celah sempit.
"blashhh.....slepppp..pp....."
"akchhh...." Aji mengerang kembali saat merasakan benda besar itu meluncur masuk ke dalam lorong sempitnya. Sensasi yang ditimbulkan begitu kuat, seolah-olah menjalar hingga ke dalam perutnya.
Ragil menahan napas, merasakan nikmatnya dari jepitan lorong sempit yang membalut batang bazokanya. Lalu, Ragil mulai menjatuhkan diri, menindih Aji dengan lembut. Dengan siku dan lututnya yang menahan beban, Ragil mendekatkan wajahnya, mencium bibir Aji dengan penuh gairah. Ia pun mulai memainkan lidahnya, menjelajahi setiap sudut mulut Aji dengan penuh hasrat.
Aji merangkul Ragil dengan lembut, merasakan kehangatan tubuh Ragil yang menempel erat di dadanya. Perasaan nyaman dan hangat mengalir saat dada Ragil yang kekar itu bersatu dengan tubuhnya, Aji menekan pelukannya dengan kuat sambil menenggelamkan wajahnya ke dalam leher Ragil.
"Masukkan......masukan semuanya..." kata Aji dengan nada yang penuh harapan dan suara bergetar menandakan betapa pentingnya momen itu baginya.
"Tunggu....." Namun, Ragil justru menarik rudalnya dengan sedikit ragu, membuat Aji merasa cemas. Ia pun mengangkat pantatnya, seolah-olah ingin memastikan rudal itu tidak akan meluncur pergi dari tempatnya. Di saat yang mendebarkan itu, Ragil dengan hentakan sekuat tenaga menghujamkan batang bazokanya ke bawah.
Plookkk....suara tamparan keras saat perut bawah Ragil menghujam keras pantat Aji.
"AHHHHHHHHHHHHHHH......." Aji berteriak keenakan, kedua tangannya mencengkeram lebih erat lengan Ragil
.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Semata Wayang BL Series (21+)
RomanceWarning! Cerita BL (21+) Bersambung! Peringatan cerita ini mengandung unsur percintaan sesama jenis (Gay), mengandung plot drama 21++, dan seksualitas secara eksplisit, bagi yang tidak berkenan dari awal dan di bawah umur 18, JANGAN DIBUKA! Ragil p...